30428701
IQPlus, (1/11) - PT Adaro Energy Indonesia Tbk (BEI: ADRO) hari ini menyampaikan laporan keuangan konsolidasian untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2023 (9M23) kepada OJK/BEI. Secara keseluruhan, laba perusahaan tetap kuat berkat dukungan harga batu bara yang stabil dan operasi yang baik.
Presiden Direktur dan Chief Executive Officer, Bapak Garibaldi Thohir, mengatakan "Walaupun menghadapi penurunan harga dan tekanan biaya karena inflasi, model bisnis kami yang terintegrasi tetap berkinerja baik. Kami berada di posisi yang baik untuk mencapai target FY23 berkat dukungan eksekusi yang baik di setiap bisnis. Kami juga berada di tempat yang tepat untuk ambil bagian pada inisiatif hilirisasi Indonesia, yang menekankan komitmen kami terhadap pertumbuhan berkelanjutan di jangka panjang".
Pendapatan ADRO pada 9M23 tercatat sebesar $4.981 juta, atau 16% lebih rendah daripada pendapatan pada 9M22. Produksi dan penjualan masing-masing naik 12% dan 11% menjadi 50,73 juta ton dan 49,12 juta ton, yang diofset dengan penurunan 25% pada harga jual rata-rata (ASP).
Beban Pokok Pendapatan
Beban pokok pendapatan naik 17% y-o-y menjadi $2.993 juta, terutama karena beban royalti PT Adaro Indonesia (AI) lebih tinggi daripada pada periode yang sama tahun lalu. Biaya penambangan dan biaya pengolahan batu bara juga naik karena adanya kenaikan volume.
Pengupasan lapisan penutup naik 25% menjadi 217,43 juta bcm, dan nisbah kupas tercatat sebesar 4,29x, atau naik 12% dari 9M22. Total biaya bahan bakar naik 18% akibat kenaikan 33% pada konsumsi bahan bakar.
Biaya kas batu bara per ton (tidak termasuk royalti) pada 9M23 naik 11% dari 9M22.
Beban Usaha
Beban usaha pada 9M23 naik 43% y-o-y menjadi $332 juta, terutama karena pendapatan negara bukan pajak (PNBP) dan pendapatan pemerintah daerah yang masih harus dibayar, dan kenaikan cadangan untuk pembayaran penetapan pemerintah.
Royalti kepada Pemerintah dan Beban Pajak Penghasilan Royalti kepada pemerintah naik 33% menjadi $1.170 juta dari $882 juta, sementara beban pajak penghasilan turun 71% menjadi $332 juta dari $1.165 juta. Setelah mendapatkan IUPK-KOP pada bulan September 2022, mulai 1 Januari 2023, AI menerapkan ketentuan perpajakan dan pendapatan negara bukan pajak (PNBP) sesuai peraturan yang berlaku.
Karena IUPK-KOP, tarif royalti AI naik ke kisaran 14% sampai 28%, dari tarif sebesar 13,5% berdasarkan ketentuan sebelumnya. Namun, tarif pajak penghasilan badan turun dari 45% menjadi 22%. IUPK-KOP juga mengakibatkan perubahan lainnya terhadap bisnis AI, misalnya terkait pendapatan negara bukan pajak (PNBP) untuk pemerintah pusat dan porsi pemerintah daerah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. AI meliputi 74% produksi Grup Adaro pada 9M23.
EBITDA Operasional dan Laba Inti
EBITDA operasional ADRO turun 49% y-o-y menjadi $1.944 juta dan laba inti turun 39% menjadi 1.418 juta pada 9M23 karena penurunan ASP dan kenaikan biaya. Margin EBITDA operasional pada 9M23 mencapai 39%. Laba bersih periode ini yang mencapai $1.378 juta telah memperhitungkan PNBP untuk pemerintah pusat (porsi 4%) dan pemerintah daerah (porsi 6%).
Total Aset
Total aset per akhir 9M23 naik 4% menjadi $10.394 juta dibandingkan $10.032 juta pada akhir 9M22. Saldo kas per akhir 9M23 naik 2% menjadi $3.425 juta sementara kas dan setara kas meliputi 33% total aset.
Aset lancar per akhir 9M23 relatif tidak berubah, atau tercatat sebesar $4.537 juta, dibandingkan $4.548 juta pada akhir 9M22. Aset non lancar pada akhir 9M23 naik 7% dari $5.857 juta pada periode yang sama sebelumnya karena kenaikan aset tetap dan investasi pada ventura bersama, terutama dari pembelian alat berat dan kapal, dan investasi awal di KAI dan KPI.
Aset Tetap
Aset tetap per akhir 9M23 sebesar $1.667 juta setara dengan kenaikan 21% dari posisi akhir 9M22 karena perusahaan meningkatkan belanja modal pada periode ini, terutama untuk pembelian alat berat, kapal, dan investasi pada smelter aluminium serta fasilitas pendukungnya. Aset tetap meliputi 16% total aset.
Properti Pertambangan
Pada akhir 9M23, properti pertambangan ADRO tercatat 4% lebih rendah secara y-o-y menjadi $1.005 juta, karena amortisasi tetap. Properti pertambangan meliputi 10% total aset.
Total Liabilitas
Total liabilitas pada akhir 9M23 mencapai $2.984 juta, atau turun 20% dari periode yang sama tahun lalu, terutama karena penurunan 94% pada utang pajak penghasilan badan, walaupun beban yang masih harus dibayar naik 174% dan utang pajak lainnya naik 87% seiring perubahan pada peraturan pemerintah. Liabilitas lancar turun 36% y-o-y menjadi $1.189 juta dan liabilitasnon lancar turun 5% y-o-y menjadi $1.795 juta. (end)