22653588
IQPlus, (14/8) - Jumlah pengguna QRIS, sistem pembayaran non tunai, di Kalimantan Timur (Kaltim) mengalami peningkatan 42 persen menjadi 780.563 pengguna.
"Jumlah pengguna QRIS di Kaltim hingga Juni 2024 tercatat sebesar 760.563 pengguna, mengalami peningkatan sebesar 42 persen jika dibandingkan dengan Juni 2023," kata Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Kaltim Budi Widihartanto di Samarinda, Rabu.
Ia melanjutkan pada Juni 2024 transaksi pembayaran non-tunai mengalami peningkatan sebesar 287 persen (year on year/ yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tercatat 254 persen.
Sejalan dengan hal tersebut, nominal transaksi QRIS juga tumbuh 233 persen (yoy), lebih tinggi jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tercatat 216 persen (yoy).
Sejalan dengan hal tersebut, peningkatan jumlah penduduk di Ibu Kota Nusantara (IKN) akan membuka peluang untuk masyarakat dalam meningkatkan produksi dan perdagangan bahan pokok penting (bapokting), terutama pada komoditas bahan pangan dan sejenisnya.
Hal ini tentu akan menjadi peluang usaha yang turut menopang pertumbuhan ekonomi Kaltim, serta mendukung ketersediaan pangan lokal di wilayah Kaltim, sehingga hal tersebut juga akan mendorong transaksi non-tunai.
Pada 2024 ini direncanakan sebanyak 1.740 Aparatur Sipil Negara (ASN) pindah ke IKN secara bertahap, yakni dimulai sejak September 2024.
Sementara itu Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Serang, Banten, menyosialisasikan penggunaan metode kode respons cepat atau Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) untuk pembayaran pajak daerah.
Kepala Bapenda Kota Serang W Hari Pamungkas di Serang, Rabu, mengatakan kegiatan sosialisasi penggunaan QRIS untuk pembayaran pajak daerah dilakukan di enam kecamatan dan kelurahan di Kota Serang.
"Rencananya kami 'roadshow' dengan pihak BI, kemudian dibantu camat dan lurah, untuk sosialisasi dan edukasi masyarakat di seluruh wilayah kecamatan dan kelurahan," ujarnya. (end/ant)