BPDPKS ANTISIPASI PENURUNAN PENDAPATAN DI TENGAH ANJLOKNYA EKSPOR CPO

  • Info Pasar & Berita
  • 04 Okt 2024

27739892

IQPlus, (4/10) - Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Eddy Abdurrachman menyampaikan, pihaknya telah mengantisipasi berkurangnya pendapatan pungutan dana kelapa sawit di tengah ekspor minyak kelapa sawit dunia (crude palm oil/CPO) yang turun signifikan.

Selain guna memenuhi kebutuhan domestik, ia pun mengakui bahwa saat ini memang terjadi penurunan ekspor CPO karena ketatnya persaingan dengan komoditas minyak nabati lainnya.

"Itu di antaranya disebabkan karena adanya suatu kenaikan produksi dari bahan-bahan nabati lain yang merupakan kompetitor dari sawit, khususnya soya bean (kacang kedelai). Itu produksi yang sangat besar sehingga akibatnya harga turun," kata Eddy dalam acara Pekan Riset Sawit Indonesia (PERISAI) 2024 di Nusa Dua, Bali, Jumat.

Sebagai informasi, nilai ekspor CPO per Juli 2024 sebesar 1,39 miliar dolar AS mengalami penurunan secara bulanan maupun tahunan. Secara bulanan nilai ekspor CPO pada Juli 2024 turun 36,37 persen (mtm) dibandingkan nilai ekspor Juni 2024 sebesar 2,18 miliar dolar AS. Sementara secara tahunan, nilai ekspor CPO pada Juli 2024 juga turun sebesar 39,22 persen (yoy) dibandingkan Juli 2023 sebesar 2,28 miliar dolar AS.

Merespons penurunan ekspor itu, Eddy menilai saat ini pemerintah sudah memiliki solusi. Salah satunya dengan menurunkan tarif pungutan ekspor untuk komoditas kelapa sawit hingga 7,5 persen. Hal tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62 Tahun 2024.

Penentuan tarif pungutan ekspor yang sebelumnya angka pasti sesuai Harga CPO Referensi Kemendag berubah menjadi presentase dari Harga CPO Referensi Kemendag dan sesuai kelompok produk yang akan diekspor.

"Itu tujuannya adalah untuk meningkatkan daya sawit daripada produk sawit kita di pasar-pasar," ujar Eddy. (end/ant)



Kembali ke Blog