20158314
IQPlus, (21/7) - Peneliti Ekonomi Center of Economics and Law Studies (Celios) Rani Septyarini menekankan pengembangan atau ekspansi koperasi desa/kelurahan (kopdes/kel) merah putih harus bertumpu pada kualitas portofolio serta likuiditas yang sehat.
Menurut dia, di Jakarta, Senin, jika skema koperasi merah putih dipaksakan tanpa adanya penilaian risiko yang matang, maka lonjakan kredit bisa berubah menjadi tekanan cadangan kerugian yang kemudian akan menggerus ekuitas.
Rani mengatakan kinerja koperasi selama delapan tahun terakhir dari sisi aset dan volume usaha terus meningkat, namun masih banyak koperasi yang tergolong industri ultramikro dan mikro.
"Sebesar 59,42 persen koperasi kita memiliki omzet di bawah Rp300 juta per tahun. Ekspansi koperasi harus bertumpu pada kualitas portofolio serta likuiditas yang sehat," kata dia.
Lebih lanjut, Direktur Ekonomi Celios Nailul Huda menyatakan ada potensi penyalahgunaan dana pinjaman koperasi merah putih yang masif karena membuka celah korupsi baru.
Disampaikannya, pemerintah bisa memanfaatkan badan usaha yang ada di desa, termasuk BUMDes dan badan usaha swasta untuk pembangunan desa yang berkelanjutan.
"Stimulus fasilitas kredit bagi koperasi yang eksisting dan berkinerja baik, sehingga pengembangan koperasi tidak mengorbankan koperasi dan badan usaha yang sudah ada," katanya. (end/ant)