22631304
IQPlus, (15/8) - Sebagai bank yang berkomitmen untuk menciptakan dampak sosial untuk masyarakat rentan, Bank DBS Indonesia bersama DBS Foundation berfokus untuk menyediakan kebutuhan esensial dan mendorong inklusi sosial dan ekonomi. Salah satunya adalah melalui program urban farming untuk memperkuat kapasitas petani urban dan pelaku usaha kecil di sektor pangan. Dengan kombinasi dukungan finansial, pengetahuan teknis, dan akses ke pasar, urban farming dapat tumbuh menjadi gerakan bersama yang berkontribusi nyata terhadap ketahanan pangan yang berkelanjutan.
Isu ketahanan pangan bukan lagi menjadi ancaman masa depan, melainkan krisis yang perlu ditanggulangi sekarang. Data dari World Resources Institute menunjukkan sekitar 800 juta orang di dunia masih menghadapi kelaparan, dan produksi pangan global masih perlu ditingkatkan sebanyak 56 persen untuk dapat memenuhi kebutuhan populasi dunia yang diperkirakan akan terus bertambah hingga tahun 2050. Kondisi ini diperparah dengan penemuan Organisasi Riset Pertanian dan Pangan (ORPP) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang menunjukkan bahwa 30-50 persen pangan yang diproduksi secara global justru hilang atau terbuang sebelum sampai ke tangan konsumen.
Presiden Direktur Bank DBS Indonesia Lim Chu Chong menyampaikan, "Ketahanan pangan adalah fondasi penting bagi keberlanjutan sebuah bangsa karena memastikan masyarakat memiliki akses pada pangan yang cukup, bergizi, aman dan terjangkau. Melalui inisiatif urban farming, kami tidak hanya berupaya menyediakan sumber pangan yang sehat dan berkelanjutan, tetapi juga memberdayakan masyarakat rentan agar memiliki keterampilan, kemandirian, dan peluang ekonomi. Kami percaya, kolaborasi dan inovasi di tingkat komunitas dapat menjadi solusi nyata menghadapi tantangan pangan di masa depan."
Sebagai bank yang memiliki aspirasi untuk menjadi Best Bank for a Better World, Bank DBS Indonesia meyakini bahwa setiap individu termasuk karyawan memiliki peran penting dalam menciptakan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat rentan. Aksi karyawan Bank DBS Indonesia atau yang disebut People of Purpose (PoP) aktif terlibat dalam kegiatan berkebun di FoodCycle Farm yang dikelola oleh FoodCycle Indonesia di Cisauk, Tangerang. Hal ini merupakan bagian dari pilar keberlanjutan ketiga Bank DBS Indonesia, yakni Impact Beyond Banking, yang menciptakan dampak positif diluar perbankan. Melalui kegiatan urban farming, karyawan aktif terlibat dalam memanen, menanam serta mengolah sampah organik menjadi kompos melalui pendekatan sistem sirkuler pangan atau circular food system untuk mendukung zero food waste.
Secara rinci, inilah bentuk kegiatan berkebun di FoodCycle Farm:
.Panen sayur dan hasil kebun seperti sayur selada, sawi, kangkung, dll.
.Membersihkan dan mengepak hasil panen untuk kemudian disortir dan diserahkan ke masyarakat rentan di sekitar lokasi kebun.
.Menanam bibit sayur seperti sayur selada, cabai dan terong, serta aneka tanaman herbal.
.Membuat dan memupuk bedengan (lahan tanam).
.Mencacah limbah kebun (seperti limbah kulit nanas).
.Mengolah limbah hasil pertanian menjadi pakan untuk maggot yang dihasilkan oleh Black Soldier Fly (BSF). Maggot ini akan diolah untuk menjadi pakan ternak berprotein tinggi.
.Mengolah limbah dan memanen ekoenzim yang telah difermentasi.
Founder FoodCycle Indonesia Herman Andryanto mengatakan, "Kami senang dapat berkolaborasi dengan Bank DBS Indonesia, yang tidak hanya mendukung program FoodCycle Farm, tetapi juga melibatkan para karyawannya secara langsung. Kolaborasi ini menjadi wujud nyata komitmen kami dalam mengurangi limbah pangan, menciptakan sumber pangan berkelanjutan, dan memberdayakan komunitas untuk bersama menjaga lingkungan serta ketahanan pangan di Indonesia."
Tak hanya itu, sebanyak 450,7 kg hasil panen cabai rawit dan keriting, selada, kangkung dan labu yang diperoleh dari kegiatan ini kemudian didistribusikan ke Yayasan Panti Asuhan Maktabul Aitam, sebuah lembaga sosial binaan FoodCycle Indonesia yang memberikan pengasuhan, pendidikan, dan pembinaan bagi anak yatim dan kurang mampu. Proses distribusi ini merupakan bagian dari upaya holistik Bank DBS Indonesia dan FoodCycle Indonesia dalam memastikan hasil pertanian bermanfaat langsung bagi masyarakat yang membutuhkan.
Kolaborasi Bank DBS Indonesia dan FoodCycle Indonesia untuk Ciptakan Ekosistem Pangan
Bank DBS Indonesia bersama DBS Foundation terus mendukung upaya ketahanan pangan nasional selama beberapa tahun terakhir. Bersama FoodCycle Indonesia, Bank DBS Indonesia menginisiasi berbagai program yang membantu mengurangi food waste sekaligus meningkatkan akses pangan bernutrisi bagi masyarakat rentan. Berawal dari program Food Rescue Warrior sejak tahun 2024, kini telah berkembang menjadi beberapa program berdampak secara nyata bagi masyarakat rentan:
Food Rescue Warrior - pelaku usaha F&B mengumpulkan makanan surplus dari restoran, hotel, toko roti, retail, dan FMCG untuk kemudian disortir dan didistribusikan kepada masyarakat yang membutuhkan. Hingga Juli 2025, program ini telah menyalurkan 326.905 kg kepada masyarakat rentan seperti panti asuhan.
FoodCycle Farm - sebuah solusi satu atap untuk memberdayakan masyarakat diantaranya dengan bercocok tanam sayuran, mengelola kompos organik, beternak lele dimana semua memanfaatkan pendekatan circular food system. Saat ini terdapat empat lokasi urban farming (Cibubur, Jatiasih, Tanjung Barat dan Cisauk) yang telah menghasilkan panen sebesar 1.364 kg hingga Juli 2025. (end)