21231409



IQPlus, (1/8) - Ekspor Korea Selatan naik untuk bulan kedua berturut-turut di bulan Juli, melampaui ekspektasi pasar berkat permintaan chip yang kuat dan pengiriman yang dipercepat menjelang kenaikan tarif AS, yang diperkirakan akan membebani paruh kedua tahun ini.

Ekspor dari negara ekonomi terbesar keempat di Asia, yang menjadi indikator awal perdagangan global, naik 5,9% dari bulan yang sama tahun lalu menjadi $60,82 miliar, data perdagangan menunjukkan pada hari Jumat, lebih tinggi dari kenaikan 4,3% pada bulan Juni dan terkuat sejak Desember 2024.

Angka tersebut melampaui perkiraan kenaikan rata-rata 4,6% untuk bulan Juli dalam jajak pendapat Reuters terhadap para ekonom, yang juga mencatat tanda-tanda peningkatan pengiriman menjelang batas waktu 1 Agustus untuk tarif AS yang lebih tinggi.

Presiden Donald Trump menandatangani perintah eksekutif pada hari Kamis yang memberlakukan tarif timbal balik mulai dari 10% hingga 41% untuk impor AS dari puluhan negara dan lokasi asing.

Dengan Korea Selatan, Trump mengumumkan kesepakatan perdagangan pada hari Rabu yang menetapkan tarif sebesar 15%, lebih rendah dari ancaman 25% tetapi lebih tinggi dari 10% saat ini, yang disambut gembira oleh para pejabat, perusahaan, dan ekonom karena mengurangi ketidakpastian atas lingkungan perdagangan.

"Meskipun ada kesepakatan dagang, permintaan diperkirakan masih akan melemah mulai Agustus karena tarif keseluruhan akan meningkat," kata Lee Jeong-hoon, ekonom di Eugene Investment Securities.

"Namun, permintaan untuk kecerdasan buatan akan tetap kuat, sementara permintaan untuk mobil meningkat di pasar non-AS."

Sebuah survei bisnis terpisah menunjukkan pada hari Jumat bahwa aktivitas pabrik Korea Selatan mengalami kontraksi selama enam bulan berturut-turut di bulan Juli, karena ketidakpastian atas tarif AS membebani output dan pesanan. (end/Reuters)