HARGA MINYAK NAIK TIPIS DIDORONG PERKIRAAN PERMINTAAN OPEC

  • Info Pasar & Berita
  • 14 Jun 2024

16525396

IQPlus, (14/6) - Harga minyak naik tipis pada hari Kamis dalam perdagangan naik-turun, didukung oleh perkiraan OPEC mengenai pertumbuhan permintaan dan data yang menunjukkan pasar tenaga kerja AS melemah dan melambatnya inflasi yang memicu harapan penurunan suku bunga Federal Reserve meskipun ada komentar baru-baru ini dari pejabat Fed.

Minyak mentah berjangka Brent ditutup pada $82,75 per barel, naik 15 sen atau 0,2 persen. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS menetap pada $78,62 per barel, naik 12 sen, atau 0,2 persen. Kedua tolok ukur tersebut telah naik hampir 1 persen di sesi sebelumnya.

Komentar baru Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) juga membantu meningkatkan harga minyak mentah.

Organisasi tersebut memperkirakan permintaan akan tumbuh hingga 116 juta barel per hari pada tahun 2045, dan mungkin lebih tinggi, kata Sekretaris Jenderal OPEC Hathaim Al Ghais pada hari Kamis dalam sebuah teguran atas laporan Badan Energi Internasional yang memperkirakan puncak konsumsi minyak pada tahun 2029.

Al Ghais, dalam tulisannya di Energy Aspects, menyebut laporan IEA sebagai "komentar yang berbahaya, terutama bagi konsumen, dan (itu) hanya akan menyebabkan volatilitas energi dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya".

Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan indeks harga produsen (PPI) untuk permintaan akhir turun 0,2 persen secara bulanan di bulan Mei. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan kenaikan sebesar 0,1 persen. Data terpisah menunjukkan klaim pengangguran awal mingguan melebihi perkiraan dan mencapai level tertinggi dalam 10 bulan.

Pada hari Rabu, The Fed mempertahankan suku bunga tetap stabil dan menunda proyeksi dimulainya pelonggaran kebijakan hingga bulan Desember. Dalam konferensi pers setelah pertemuan kebijakan dua hari bank sentral AS berakhir, Ketua Fed Jerome Powell mengatakan inflasi telah turun tanpa memberikan pukulan besar terhadap perekonomian.

Komentar Powell "yang menyiratkan tidak adanya kerangka waktu pasti untuk penurunan suku bunga tampaknya memberikan tekanan tambahan pada sektor energi," kata Jim Ritterbusch dari Ritterbusch and Associates.

Biaya pinjaman yang lebih tinggi cenderung menghambat pertumbuhan ekonomi dan membatasi permintaan minyak.

Besok, investor akan mengalihkan perhatian mereka ke Indeks Sentimen Konsumen Universitas Michigan untuk mengetahui tanda-tanda kekuatan atau kelemahan ekonomi AS.

"Bulan lalu, angka tersebut jauh lebih lemah dari yang diperkirakan, dengan angka kejutan yang memicu volatilitas di sektor minyak karena para pedagang memandang angka yang lemah tersebut sebagai indikator permintaan negatif," kata Bob Yawger, direktur energi berjangka di Muzuho. (end/Reuters)




Kembali ke Blog