24157020
IQPlus, (29/8) - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyebut Indonesia akan memaksimalkan komoditas kelapa sawit atau CPO dan turunannya untuk penggunaan di dalam negeri apabila Uni Eropa tidak lagi mau menerima ekspor dari Tanah Air.
Hal ini terkait dengan kebijakan regulasi deforestasi Uni Eropa (EUDR) yang membatasi sejumlah komoditas ekspor asal Tanah Air karena alasan deforestasi yang dilakukan oleh Indonesia.
"Kita enggak usah khawatir, karena Pak Prabowo (Presiden terpilih) akan bikin dari B20 (biodisel) sekarang B35, B35 naik B40, B40 naik B60, selesai. Jadi, terima kasih kalau Barat (Eropa) itu enggak beli nantinya," kata Zulkifli di Jakarta, Kamis.
Zulkifli mengatakan Indonesia akan membutuhkan banyak stok kelapa sawit untuk membuat biodiesel dan bahan bakar alternatif lainnya, seperti bioavtur.
"Sebentar lagi kita akan investasi untuk pesawat, avtur. Jadi justru kita sekarang akan perlu banyak dari CPO itu," ucapnya.
Sementara itu, Staf Ahli Menteri Bidang Perdagangan Internasional Kemendag Bara Krishna Hasibuan mengatakan ke depannya komoditas kelapa sawit akan diprioritaskan untuk pasar dalam negeri, dibandingkan untuk ekspor.
"Prioritasnya adalah kepada pasar dalam negeri, yaitu untuk pengembangan biodiesel tersebut ya. Tapi kita tetap akan ekspor," ujar Bara.
Bara menyampaikan, sampai saat ini permintaan kelapa sawit di dunia masih besar apalagi Indonesia adalah produsen CPO terbesar untuk pasar global.
Lebih lanjut, Bara menegaskan bahwa Indonesia tidak akan menghentikan ekspor kelapa sawit.
"Tidak akan dihentikan, tapi mungkin dikurangi. Karena nanti prioritasnya untuk memenuhi stock market," kata Bara. (end)