21760059

IQPlus, (5/8) - Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki menyebutkan Jepang memantau dengan saksama pergerakan mata uang asing dan berharap penguatan yen baru-baru ini dapat menekan biaya impor.

Setelah terpuruk pada level terendah dalam 38 tahun di bawah 160 per dolar selama sebagian besar Juli, yen mengalami reli tajam pada hari-hari menjelang dan setelah keputusan Bank of Japan (BOJ) untuk menaikkan suku bunga.

"Pergerakan mata uang asing memiliki dampak positif dan negatif (pada ekonomi), tetapi kekhawatiran terbesar kami saat ini adalah dampaknya pada harga impor," kata Suzuki, dikutip dari Channel News Asia, Senin, 5 Agustus 2024.

"Kami berharap harga impor akan turun ke level tertentu jika pelemahan yen berbalik. Dari perspektif ini, kami juga memantau pasar dengan saksama," tambahnya.

Penurunan yen tahun ini telah menjadi berkah bagi eksportir tetapi menimbulkan kekhawatiran bahwa biaya impor yang lebih tinggi akan memicu tekanan inflasi. Nilai yen yang meningkat dapat membantu mengurangi sebagian tekanan pada harga impor.

Suzuki menegaskan kembali bahwa penting bagi mata uang untuk bergerak secara stabil, yang mencerminkan fundamental ekonomi dan bahwa, sebagai tanggapan, Tokyo akan bertindak dengan tepat.

"Pergerakan nilai tukar mata uang asing yang berlebihan dapat meningkatkan ketidakpastian bagi aktivitas perusahaan, sehingga memengaruhi kehidupan masyarakat," katanya.

Ia menambahkan otoritas akan memantau dengan cermat pergerakan pasar saham, setelah indeks acuan Nikkei Jepang anjlok sekitar 5 persen pada Jumat menyusul melemahnya Wall Street. Namun, ia menolak berkomentar mengenai anjloknya pasar, dengan mengatakan masih terlalu dini memprediksi dampak dari pergerakan saham hanya dalam satu atau dua hari.

"Pemerintah akan terus melakukan yang terbaik untuk mengelola kebijakan ekonomi dan fiskal sambil memerhatikan pasar dengan penuh rasa urgensi," kata juru bicara pemerintah. (end/ba)