30947182
IQPlus, (6/11) - Harga minyak naik tipis pada hari Senin karena eksportir utama Arab Saudi dan Rusia mengatakan mereka akan tetap melakukan pengurangan produksi minyak secara sukarela hingga akhir tahun, menjaga pasokan tetap ketat, sementara investor mewaspadai sanksi AS yang lebih keras terhadap minyak Iran.
Minyak mentah berjangka Brent naik 35 sen, atau 0,41 persen, menjadi US$84,89 per barel pada pukul 12 , sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS berada di US$80,92 per barel, naik 41 sen, atau 0,51 persen.
Arab Saudi mengonfirmasi akan melanjutkan pengurangan sukarela tambahan sebesar 1 juta barel per hari (bph) pada bulan Desember untuk mempertahankan produksi sekitar 9 juta barel per hari, kata sumber di kementerian energi dalam sebuah pernyataan. Keputusan Saudi sejalan dengan ekspektasi para analis.
Rusia juga mengumumkan akan melanjutkan pengurangan pasokan sukarela tambahan sebesar 300.000 barel per hari dari ekspor minyak mentah dan produk minyak bumi hingga akhir Desember.
Analis ING mengatakan dalam sebuah catatan bahwa pasar minyak akan mengalami surplus pada kuartal pertama tahun depan, .yang mungkin cukup untuk meyakinkan Saudi dan Rusia untuk terus melakukan pengurangan..
Baik kontrak Brent maupun WTI mencatat penurunan mingguan kedua pada minggu lalu, turun sekitar 6 persen karena premi risiko geopolitik memudar ketika para diplomat AS bertemu dengan para pemimpin regional untuk membatasi risiko perang Israel-Hamas yang menyebabkan konflik lebih luas di Timur Tengah.
"Pasar tidak memperhitungkan terlalu banyak risiko geopolitik pada tingkat saat ini, sehingga hal tersebut tetap menjadi risiko utama," kata Suvro Sarkar, analis DBS yang berbasis di Singapura.
Minggu ini, investor mengamati lebih banyak data ekonomi dari Tiongkok setelah konsumen minyak terbesar kedua di dunia itu merilis data pabrik bulan Oktober yang mengecewakan pada minggu lalu.
Analis IG yang berbasis di Sydney, Tony Sycamore memperkirakan harga minyak akan didorong oleh berita utama dari Timur Tengah dan grafik teknis minggu ini.
Dia menambahkan bahwa WTI perlu mempertahankan level support di atas US$80 per barel pada awal minggu ini, jika tidak, harga bisa turun ke level terendah US$77,59 yang terlihat pada bulan Agustus.
Sarkar memperkirakan Brent akan tetap didukung pada harga US$80-85 per barel, dengan alasan berlanjutnya pengurangan pasokan, berakhirnya kenaikan suku bunga, dan jatuhnya dolar AS, setelah data gaji AS yang lebih lemah dari perkiraan pada hari Jumat. (end/Reuters)