13439985
IQPlus, (14/5) - PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) mencatat total penyaluran kredit pada akhir Maret 2024 naik 13,2 persen year on year (YoY) menjadi Rp11,6 triliun dibandingkan penyaluran kredit pada akhir Maret 2023 sebesar Rp10,3 triliun.
Kenaikan tersebut, catat perseroan, melampaui penyaluran kredit perbankan secara keseluruhan pada periode sama yang tercatat sebesar 11,8 persen. Adapun sekitar 67 persen dari total penyaluran kredit atau senilai Rp7,8 triliun merupakan porsi pinjaman yang disalurkan kepada pelaku UMKM, baik secara langsung oleh Bank Sampoerna maupun melalui kerja sama dengan mitra.
"Kami akan terus mendukung pelaku UMKM untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan fokus bisnis dan komitmen kami sebagai bank yang berpihak pada pelaku UMKM," kata Direktur Keuangan dan Perencanaan Bisnis Bank Sampoerna Henky Suryaputra dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Kemudian, dana pihak ketiga (DPK) Bank Sampoerna hingga akhir Maret 2024 naik 15 persen menjadi Rp12,9 triliun dibandingkan pada akhir Maret tahun lalu sebesar Rp11,2 triliun. Peningkatan ini, catat perseroan, juga melampaui peningkatan penghimpunan DPK industri perbankan secara keseluruhan yang pada periode sama tercatat sebesar 7,4 persen.
Menurut Bank Sampoerna, akumulasi DPK tidak lepas dari kinerja Sampoerna Mobile Banking (SMB). Di tiga bulan pertama 2024, jumlah transaksi di SMB meningkat 18 persen menjadi mendekati seratus ribu transaksi, dengan volume transaksi yang juga meningkat 43 persen mendekati Rp500 miliar.
Fungsi intermediasi Bank Sampoerna yang berjalan baik juga didukung dengan pendapatan operasional non-bunga yang juga terus berkembang, sehingga mendukung pertumbuhan laba Bank Sampoerna. Tercatat, laba bersih di kuartal I 2024 mencapai Rp26,3 miliar atau meningkat 43 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pada kuartal pertama tahun ini, Bank Sampoerna meningkatkan beban penyisihan penurunan nilai kredit hingga 35 persen menjadi Rp75 miliar. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya kemungkinan kesulitan yang dihadapi debitur pada beberapa kuartal ke depan.
Bank Sampoerna mencatat, kualitas kredit terus terjaga baik dengan rasio pinjaman bermasalah bruto terhadap keseluruhan pinjaman (gross non-performing loan/NPL) di tingkat 3,8 persen, atau relatif sama dengan gross NPL pada akhir Maret 2023 sebesar 3,9 persen. (end/ant)