48094154

IQPlus, (6/9) - Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan produksi minyak Rusia dapat meningkat di tahun ini meskipun ada sanksi dari Barat akibat keputusan invasi ke Ukraina. Sementara itu, Moskow mendukung perpanjangan kesepakatan OPEC+ setelah 2022.

Mengutip The Business Times, Selasa, 6 September 2022, dia mengatakan, produksi kondensat minyak dan gas diperkirakan antara 520-525 juta ton pada 2022 setelah mencapai 524 juta ton pada 2021.

Sedangkan produksi minyak Rusia telah terbukti tangguh dan telah menentang prediksi penurunan tajam menyusul pembatasan besar-besaran yang diperkenalkan oleh Barat setelah Moskow mengirim pasukannya ke Ukraina pada 24 Februari. Rusia berhasil mendongkrak penjualan minyak ke Asia, terutama ke India dan Tiongkok.

Kondensat minyak dan gas turun 11,5 persen pada April dari Maret menjadi hanya di atas 10 juta barel per hari tetapi telah berada di jalur pemulihan sejak saat itu. Pada Juli, naik menjadi 10,76 juta barel per hari. "Kami memproduksi persis sebanyak kemampuan yang kami miliki untuk memproduksi dan menjual," tuturnya.

"Kami memiliki sedikit peningkatan, situasinya membaik seperti yang Anda lihat. Jika situasi terus stabil, dan perusahaan kami akan menemukan pasar (baru) dengan percaya diri, saya pikir produksi juga akan meningkat," tambah Novak.

Rusia masih menghadapi lebih banyak tantangan di pasar minyak, termasuk rencana untuk membatasi harga minyaknya. Uni Eropa juga akan berhenti membeli semua minyak mentah Rusia melalui laut mulai awal Desember dan akan melarang semua produk olahan Rusia dua bulan kemudian sebagai bagian dari upaya sanksi.

Novak mengatakan bahwa perusahaan Rusia sedang bersiap untuk embargo minyak. Dia juga mengkritik rencana membatasi harga minyak Rusia oleh ekonomi terkemuka global. "Menurut saya, ini sangat tidak masuk akal. Dan ini merupakan gangguan pada mekanisme pasar dari industri penting seperti minyak," pungkasnya. (end/ba)