ACCA DAN IAI PERKUAT KOMITMEN DALAM ADOPSI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BERBASIS IFRS

  • Info Pasar & Berita
  • 06 Feb 2025

03630267

IQPlus, (6/2) - Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai standard setter akuntansi keuangan di Indonesia, terus berkomitmen dalam menerapkan standar akuntansi keuangan yang diadopsi dari International Financial Reporting Standards (IFRS). Dengan pengalaman lebih dari 51 tahun dalam merumuskan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang digunakan di Indonesia, IAI telah berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan pasar modal dan iklim investasi nasional.

Demikian disampaikan Ketua Dewan Pengurus Nasional (DPN) IAI, Ardan Adiperdana dalam acara IASB Update yang diselenggarakan IAI bekerja sama dengan Association of Chartered Certified Accountants (ACCA) dan didukung oleh IFRS Foundation serta Universitas Indonesia. IASB Update ini diselenggarakan dalam rangka memberikan informasi perkembangan terkini terkait IFRS Accounting Standards kepada para pemangku kepentingan di Indonesia. Acara ini juga menjadi momentum penting untuk memberikan masukan Indonesia dalam pengembangan standar internasional.

Regional Lead Public Affairs Asia Pacific dari ACCA, Aucky Pratama, dalam pembukaan kegiatan ini menekankan komitmen ACCA sebagai badan akuntansi global yang memiliki anggota di lebih dari seratus negara untuk mendukung adopsi IFRS Accounting Standards yang diterbitkan oleh International Accounting Standards Board (IASB) sebagai standar akuntansi keuangan global untuk pelaporan keuangan.

IASB Update kali ini dirancang untuk memberikan pembaruan utama serta wawasan mendalam mengenai perkembangan terbaru Standar Akuntansi IFRS, terutama terkait IFRS 18 Presentation and Disclosure Financial Statement, yang merupakan bagian penting dari peningkatan transparansi laporan keuangan. Penerapan IFRS 18 dapat meningkatkan kualitas dan validitas informasi laba rugi sehingga pencatatan laba operasi, laba pendanaan dan laba investasi, akan sama dengan pencatatan arus kas.

"Sebelumnya dalam laporan keuangan, kita seringkali menemukan adanya pencatatan laba, tapi uangnya tidak ada di dalam perusahaan. Nah, penerapan IFRS 18 ini bisa membuat kondisi ini lebih akuntabel, karena pencatatan di akun laba rugi dicatat bersamaan dengan pencatatan di akun arus kas,"jelas Ardan.

Anggota DPN IAI, Rosita Uli Sinaga menambahkan, secara strategis SAK berperan penting dalam memastikan transparansi, akuntabilitas, dan konsistensi laporan keuangan di dunia bisnis. Dengan penerapan standar yang baik, perusahaan dapat meningkatkan kepercayaan investor, mempermudah perbandingan kinerja, serta memastikan kepatuhan terhadap regulasi. Oleh karena itu, standar akuntansi yang selaras dengan praktik global menjadi kunci dalam mendukung stabilitas pasar, efisiensi ekonomi, dan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.

Guna mendukung terciptanya ekosistem pelaporan keuangan yang akuntabel dan transparan, dibutuhkan pemahaman yang baik atas IFRS sebagai standar global yang terus diperbaharui, Aucky menekankan pentingnya capacity building serta upskilling, melalui program sertifikasi IFRS seperti yang ditawarkan oleh ACCA secara global, maupun sertifikasi yang mengacu pada standar yang berlaku di Indonesia seperti ujian sertifikasi PSAK dari IAI.

Dengan terselenggaranya acara ini, para profesional akuntansi, regulator, akademisi, serta pemangku kepentingan lainnya diharapkan dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik terkait perkembangan terbaru dalam standar pelaporan keuangan global. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi wadah bagi para peserta untuk berdiskusi langsung dengan IASB dan berkontribusi dalam pengembangan standar akuntansi internasional.

Julia Simatupang, Country Manager & Chief Representative ACCA Indonesia, menekankan, "ACCA berharap dapat mendorong dialog dan kolaborasi di antara para pemangku kepentingan utama dalam ekosistem pelaporan keuangan. Dengan kehadiran IASB dan IAI, para peserta akan menjadi yang terdepan dalam keunggulan pelaporan keuangan, mendapatkan wawasan berharga dan berkontribusi pada pengembangan standar pelaporan keuangan global yang berkelanjutan."

IASB Update ini menghadirkan Rika Suzuki dan Zach Gast selaku IASB Member, dipandu oleh Ketua DSAK IAI, Severinus Indra Wijaya, dan Ketua ACCA Indonesia Member Panel, Yohannes Nugraha yang memberikan konteks praktik di Indonesia dari perspektif standard setter, akuntan publik, dan praktisi keuangan perusahaan. Setelah acara ini, juga akan diselenggarakan IASB Roundtable Discussion di Grha Akuntan, Jakarta yang akan dihadiri oleh perwakilan dari BPK RI, Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan, Bursa Efek Indonesia, ASEAN Secretariat, Emiten di BEI, dan pemangku kepentingan strategis lainnya. Direncanakan untuk dibuka secara virtual oleh Director Asia Pacific dari ACCA, Pulkit Abrol, diskusi terbatas ini akan membahas isu-isu terkait akuntansi intangible assets, sebagai bagian dari usaha IASB dalam menjawab tantangan perkembangan zaman, khususnya semakin maraknya kebutuan atas pencatatan aset takberwujud seperti paten, merk, serta property intelektual. (end)



Kembali ke Blog