02358339
IQPlus, (24/1) - Executive Director Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) Aries Setiadi menyatakan masyarakat memerlukan pengetahuan lebih tinggi lagi terkait financial technology (fintech) guna terhindar dari investasi bodong atau fintech ilegal.
Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLKI) 2022, gap antara indeks inklusi keuangan dengan indeks literasi keuangan sebesar 35,42 persen.
"Nah, angka itu artinya apa? Berarti ada kelompok masyarakat yang dia sudah pakai layanan jasa keuangan, tapi tidak paham, dan itu yang kemudian menyebabkan masuk ke investasi bodong, kena fintech ilegal," ungkapnya dalam kegiatan "Media Gathering Aftech bersama OY! Indonesia: Inklusi Keuangan Dorong Kemajuan Ekonomi 2024" di Kota Kasablanka Mall, Jakarta, Rabu.
Sebagai asosiasi, pihaknya selalu menjaga literasi keuangan masyarakat terus bertumbuh agar menumbuhkan digital trust mereka, sehingga meningkatkan penggunaan layanan fintech.
Salah satu metode yang digunakan ialah media gathering mengingat media massa memiliki daya amplifikasi paling tinggi karena tulisan seorang wartawan saja dapat dibaca oleh ribuan orang.
Di sisi lain, lanjut dia, Aftech juga menyentuh langsung masyarakat dengan mengadakan berbagai kegiatan di kampus.
"Kita lihat generasi muda ini juga tech safety, tapi juga perlu hati-hati juga nih, jangan sampai tergoda dengan cuan yang tinggi, tapi sebenarnya nggak bener gitu. Nah, ini yang kita coba jagain juga dari sisi mahasiswa," kata Aries. (end/ant)