19760431
IQPlus, (16/7) - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) berharap Bank Indonesia (BI) tak menaikkan suku bunga acuan atau BI-Rate.
"Kalau kami maunya, kalau bisa, jangan dinaikkan lagi BI-Rate dengan kondisi yang seperti ini," kata Ketua Umum Apindo Shinta Kamdani di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian di Jakarta, Selasa.
Dia mengamini perekonomian saat ini dalam kondisi yang sulit sehingga BI perlu melakukan intervensi secara hati-hati, terlebih di tengah ekspektasi pasar terhadap penurunan Fed Fund Rate (FFR) oleh The Fed.
Namun, kata Shinta, posisi rupiah terhadap dolar AS berdampak pada pelaku usaha, di mana volatilitasnya memberikan situasi yang lebih sulit bagi dunia usaha.
"Kami apresiasi Pemerintah yang terus mencoba untuk mengendalikan nilai tukar rupiah. Tapi memang kita harus menjaga, kalau bisa di level di bawah Rp16.000 tentu saja akan lebih baik,"tuturnya.
Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Selasa ditutup turun di tengah meningkatnya ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga Amerika Serikat (AS) dan beragamnya data ekonomi dari Tiongkok selaku negara rekanan utama Indonesia.
Pada akhir perdagangan Selasa, rupiah merosot 10 poin atau 0,06 persen menjadi Rp16.180 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.170 per dolar AS.
Pasar menantikan pemangkasan suku bunga BI-Rate. Dalam RDG BI sebelumnya pada 19-20 Juni 2024, Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 6,25 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,50 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 7 persen. (end/ant)