AUSTINDO NUSANTARA CATAT TOTAL PENDAPATAN SEBESAR USD48,9 JUTA DI KUARTAL I 2024

  • Info Pasar & Berita
  • 02 Mei 2024

12228589

IQPlus, (2/5) - Dalam lima tahun terakhir, produksi minyak sawit global dipengaruhi oleh kondisi cuaca yang ekstrem. Diawali dengan peristiwa El Nino yang terjadi pada tahun 2019 dan diikuti oleh La Nina selama tiga tahun berturut-turut, fenomena El Nino kembali muncul pada kuartal kedua tahun 2023, yang membawa cuaca panas dan kekeringan di sebagian wilayah di Indonesia, sementara sebagian wilayah lainnya mengalami hujan ekstrem yang juga mempengaruhi kinerja produksi kami.

Perseroan memproduksi sebesar 173.226 metrik ton (mt) Tandan Buah Segar (.TBS.) dari perkebunan inti kami pada 3M2024, 7,4% lebih rendah dibandingkan produksi TBS pada 3M2023 sebesar 187.060 mt. Hasil produksi yang lebih rendah menyebabkan produktivitas TBS per hektare area menghasilkan turun dari 4,2 mt per hektare (ha) pada 3M2023 menjadi 4,0 mt per ha pada 3M2024.

Meskipun dilanda kemarau dan cuaca kering pada tahun 2023, perkebunan Pulau Belitung, kontributor produksi utama Perseroan, mencatatkan total produksi TBS sebesar 55.270 mt pada 3M2024, meningkat 2,2% dibandingkan 54.070 mt pada 3M2023.

Selain itu, perkebunan Sumatera Utara I memproduksi 27.037 mt TBS pada 3M2024, 9,6% lebih rendah dibandingkan capaian sebesar 29,911 mt pada periode yang sama tahun lalu. Penurunan ini terutama disebabkan oleh aktivitas penanaman kembali yang masih berlangsung, dimana luas area menghasilkan kami turun sebesar 7,2% menjadi 6.780 ha dibandingkan luas area menghasilkan pada periode yang sama tahun lalu.

Fenomena El Nino pada tahun 2023 cukup berbeda dibandingkan El Nino di tahun 2019. Kemarau dan cuaca kering hanya melanda area tertentu, sementara perkebunan kami di Papua Barat Daya dan Sumatera Utara II mengalami hujan dengan intensitas tinggi. Kondisi kelembaban tinggi di perkebunan kami di Papua Barat Daya telah menyebabkan lebih banyak tanaman yang terkena penyakit, yang mempengaruhi produktivitas kami. Pada 3M2024, perkebunan kami di Papua Barat Daya memproduksi sebesar 16.700 mt TBS, turun 23,1% dibandingkan produksi 3M2023.

Kami telah melakukan sejumlah tindakan yang komprehensif untuk mengendalikan serangan penyakit tanaman ini sejak bulan Januari 2024 dan kami memperkirakan produktivitas di perkebunan ini akan mulai membaik pada bulan April 2024 sehingga menempatkan kami pada jalur yang tepat untuk mencapai target kami di tahun 2024.

Pendapatan dari Penjualan dan Jasa Konsesi

Perseroan mencatatkan total pendapatan sebesar USD 48,9 juta pada 3M2024, mengalami penurunan sebesar 4,3% dibandingkan pendapatan 3M2023, sejalan dengan penurunan volume penjualan dan HJR untuk produk-produk kelapa sawit.

Segmen kelapa sawit memberikan kontribusi pendapatan sebesar 98,4% terhadap total pendapatan Perseroan atau sebesar USD 47,7 juta, turun 5,2% dibandingkan capaian 3M2023 sebesar USD 50,3 juta.

Sementara itu, bisnis edamame mencatatkan kinerja positif yang ditandai dengan capaian pendapatan 3M2024 sebesar USD 0,7 juta, meningkat signifikan 97,1% dari USD 0,4 juta pada 3M2023, yang disebabkan oleh peningkatan volume penjualan serta HJR yang lebih tinggi dari edamame segar maupun edamame beku.

Di luar jaringan pemasaran Asia Foods, kami telah menjajaki pasar India dengan melakukan ekspor edamame beku secara mandiri pada tahun lalu dan pada tahun ini kami berhasil melanjutkan ekspor edamame beku ke negara ini.

Segmen sagu memberikan kontribusi sebesar USD 325,0 ribu terhadap total pendapatan kami pada 3M2024, meningkat 14,1% dari USD 284,9 ribu pada 3M2023 yang disebabkan oleh peningkatan volume dan HJR. Selain itu, segmen energi terbarukan memberikan kontribusi pendapatan sebesar USD 147,3 ribu pada 3M2024, lebih tinggi dari pencapaian 3M2023 sebesar USD 140,4 ribu seiring peningkatan produksi listrik dimana terdapat pemeliharaan besar atas fasilitas biogas kami pada tahun lalu.

Fasilitas biogas kami di Belitung berhasil menjual 2,7 juta kWh listrik pada 3M2024, 8,4% lebih tinggi dibandingkan penjualan listrik sebesar 2,5 juta kWh pada periode yang sama tahun lalu.

(Beban) Pendapatan Usaha dan Beban Keuangan

Perseroan mencatat beban usaha (bersih setelah pendapatan usaha) sebesar USD 4,1 juta, naik sebesar 64,7% dari USD 2,5 juta pada 3M2023 terutama disebabkan oleh rugi selisih kurs mata uang asing sebesar USD 0,8 juta dibandingkan keuntungan kurs bersih sebesar USD 0,8 juta pada 3M2023 sebagai dampak dari pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat dari Rp 15.416/USD 1 pada akhir tahun 2023 menjadi Rp 15.853/USD 1 pada 31 Maret 2024.

Beban keuangan kami, yang merupakan beban bunga atas pinjaman, naik 8,2% menjadi USD 2,6 juta pada 3M2024 dibandingkan dengan beban bunga sebesar USD 2,4 juta pada 3M2023, terutama disebabkan oleh peningkatan utang bank dan pengakuan beban bunga tambahan dari tanaman yang baru menghasilkan di area yang telah ditanami kembali di perkebunan Sumatera Utara I dan Pulau Belitung.

Laba Bersih

Perseroan mencatatkan rugi bersih sebesar USD 3,8 juta pada 3M2024, lebih baik dibandingkan rugi bersih sebesar 3,9 juta pada periode yang sama tahun lalu, akibat penurunan beban pokok pendapatan yang diimbangi dengan peningkatan beban bunga dan personel pada 3M2024. Meskipun demikian, rasio marjin laba bersih (net profit margin atau .NPM.) sebesar negatif 7,9% pada 3M2024, sama dengan rasio NPM pada periode yang sama tahun lalu.

Perseroan membukukan EBITDA sebesar USD 8,5 juta pada 3M2024, meningkat 28,6% dibandingkan EBITDA 3M2023 sebesar USD 6,6 million. Dengan demikian, EBITDA margin naik dari 12,9% pada 3M2023 menjadi 17,3% pada 3M2024 Pada 31 Maret 2024, jumlah aset sedikit menurun sebesar 0,2% menjadi USD 615,4 juta, terutama disebabkan oleh kenaikan persediaan dan aset biologi.

Jumlah liabilitas naik sebesar 5,5% dari USD 188,7 juta pada akhir tahun 2023 menjadi USD 199,1 juta, terutama disebabkan oleh kenaikan pinjaman bank jangka pendek. Perseroan masih mampu menjaga rasio utang terhadap ekuitas dan utang terhadap aset di tingkat yang sehat pada 31 Maret 2024 masing-masing sebesar 0,48 dan 0,32.

Fasilitas Pembiayaan

Pada 31 Maret 2024, ANJT dan entitas anaknya secara kolektif memiliki fasilitas pinjaman bank sejumlah setara dengan USD 195,2 juta, yang terdiri atas fasilitas pinjaman jangka pendek sejumlah USD 66,9 juta dan fasilitas pinjaman jangka panjang sejumlah USD 128,3 juta.

Saldo pinjaman bank Perseroan pada akhir Maret 2024 adalah senilai USD 158,4 juta, meningkat sebesar USD 7,2 juta dari USD 151,2 juta pada akhir Desember 2023. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh penambahan pinjaman bank jangka pendek sebesar USD 7,8 juta pada 3M2024, dikurangi dengan pembayaran cicilan pinjaman bank jangan panjang sebesar USD 0,5 juta. (end)


Kembali ke Blog