01150338
IQPlus, (12/1) - Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan mempertahankan suku bunga utama tidak berubah pada 6,00 persen pada hari Rabu (17 Januari) dan hingga kuartal ketiga karena inflasi berada dalam target bank sentral dan untuk memastikan stabilitas rupiah, menurut jajak pendapat para ekonom Reuters.
Inflasi, sebesar 2,61 persen pada bulan Desember, menurun lebih tajam dari perkiraan dan berada dalam kisaran target BI tahun 2023 sebesar 2,0 hingga 4,0 persen selama tujuh bulan terakhir.
Hal ini sebagian disebabkan oleh kenaikan suku bunga bank sentral antara Agustus 2022 dan Oktober 2023 secara kumulatif sebesar 250 basis poin.
Seluruh 30 ekonom dalam jajak pendapat Reuters pada 5-11 Januari memperkirakan BI akan mempertahankan suku bunga acuan pembelian kembali tujuh hari (seven-day reverse repurchase rate) sebesar 6,00 persen untuk pertemuan ketiga berturut-turut pada 17 Januari.
"Inflasi tidak akan menjadi masalah bagi BI untuk sementara waktu karena kami melihat pertumbuhan tekanan biaya input yang moderat. Jadi, BI akan lebih fokus pada stabilitas IDR (Rupiah) dibandingkan perkembangan inflasi," kata Irman Faiz, Ekonom Bank Danamon.
"Ada peluang bagus bagi IDR untuk terapresiasi lebih jauh dari level saat ini, namun terhambat oleh ketidakpastian kebijakan The Fed (Federal Reserve AS)".
Gubernur Perry Warjiyo mengatakan bulan lalu mungkin ada ruang untuk pelonggaran asalkan rupiah menguat lebih awal dan inflasi tetap rendah, namun mereka tidak akan terburu-buru. Bank sentral mempunyai target inflasi tahun 2024 sebesar 1,5 hingga 3,5 persen, lebih rendah dari target tahun 2023.
IDR, yang turun 1,0 persen terhadap dolar AS sepanjang tahun ini, diperkirakan akan naik sekitar 3,5 persen dalam 12 bulan karena ekspektasi pasar bahwa The Fed akan lebih melonggarkan kebijakannya dibandingkan BI pada tahun 2024, menurut jajak pendapat terpisah Reuters minggu lalu.
Meskipun perkiraan median menunjukkan penurunan suku bunga pertama terjadi pada kuartal ketiga, sebagian besar ekonom, 12 dari 26 ekonom, memperkirakan penurunan suku bunga akan terjadi pada kuartal kedua.
Tingkat suku bunga diperkirakan akan mencapai 5,25 persen pada akhir tahun 2024, dibandingkan dengan 5,50 persen pada jajak pendapat bulan Desember.
"Kami memperkirakan BI akan menurunkan suku bunga kebijakannya secara bertahap mulai pertengahan tahun 2024. Inflasi yang lebih rendah dan suku bunga yang lebih rendah di luar negeri akan memungkinkan bank sentral untuk fokus mendukung belanja konsumen dan bisnis dalam negeri," kata Jeemin Bang, ekonom asosiasi di Moody's Analytics.
Perekonomian Indonesia akan tumbuh 4,7 hingga 5,5 persen pada tahun 2024, menurut perkiraan BI. Jajak pendapat Reuters menyebutkan pertumbuhan sebesar 5,0 persen tahun ini. (end/Reuters)