30331196
IQPlus, (31/10) - Bank sentral Rusia memutuskan menaikkan suku bunga utamanya sebesar 200 basis poin menjadi 15% atau lebih tinggi dari perkiraan. Biaya pinjaman dinaikkan untuk pertemuan keempat berturut-turut sebagai respons terhadap lemahnya rubel dan tekanan inflasi yang membandel.
Bank sentral kini telah menaikkan suku bunga sebesar 750 basis poin sejak Juli, termasuk kenaikan darurat yang tidak terjadwal pada Agustus ketika nilai tukar rubel jatuh melewati angka 100 terhadap dolar dan Kremlin menyerukan kebijakan moneter yang lebih ketat.
"Tekanan inflasi saat ini telah meningkat secara signifikan ke tingkat di atas ekspektasi Bank Rusia," kata bank sentral, merujuk pada permintaan domestik yang melebihi penyediaan barang dan jasa, dan pertumbuhan pinjaman yang tinggi, dikutip dari CNBC International, Selasa, 31 Oktober 2023.
Bank sentral juga menaruh perhatian pada peningkatan belanja pemerintah seiring Rusia mengalirkan sumber daya fiskal ke sektor pertahanan dan meningkatkan produksi pasokan militer untuk melaksanakan apa yang mereka sebut sebagai 'operasi militer khusus' di Ukraina.
"Parameter kebijakan fiskal jangka menengah yang diperbarui mengasumsikan penurunan stimulus fiskal yang lebih lambat dari perkiraan di tahun-tahun mendatang," kata bank sentral.
Pemerintah juga mengakui untuk pertama kalinya bahwa mereka mungkin tidak berhasil mengembalikan inflasi ke target 4% tahun depan, dan memperkirakan inflasi akhir tahun pada 2024 sebesar 4-4,5%. Sedangkan mayoritas analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan kenaikan lebih kecil menjadi 14%.
Rubel melonjak ke level tertinggi dalam lebih dari enam minggu terhadap dolar setelah keputusan tersebut. Sedangkan siklus pengetatan bank sentral dimulai pada musim panas ini ketika tekanan inflasi dari pasar tenaga kerja yang ketat, permintaan konsumen yang kuat, dan defisit anggaran pemerintah diperparah dengan jatuhnya nilai tukar rubel. (end/ba)