16554099
IQPlus, (14/6) - Bank sentral Taiwan melihat inflasi secara bertahap turun selama sisa tahun ini, tetapi kebijakan moneter secara keseluruhan tetap hawkish. Inflasi Taiwan belum pernah setinggi negara-negara barat lainnya -indeks harga konsumen (CPI) pada Mei naik sebesar 2,24 persen- namun bank sentral telah menjadikan inflasi sebagai prioritas.
Taiwan juga tidak terlalu khawatir terhadap dampak dari pertumbuhan ekonomi, mengingat perekonomian Taiwan yang bergantung pada ekspor telah mendapat peningkatan dari permintaan global akan chip komputer, terutama dari booming kecerdasan buatan.
Gubernur Bank Sentral Taiwan Yang Chin-long mengatakan kepada wartawan setelah pertemuan penetapan suku bunga triwulanan .di mana bank sentral mempertahankan suku bunga acuan sebesar dua persen seperti yang diharapkan. bahwa ia melihat tren inflasi menurun. Tingkat diskonto telah berada pada level ini sejak bulan Maret.
Namun nada kebijakan moneternya semakin diperketat. "Tidak seperti negara-negara barat lainnya, perubahan kebijakan suku bunga Taiwan akan terjadi bertahap dan kecil berkat inflasi yang relatif lebih rendah di Taiwan," kata Yang, dikutip dari Channel News Asia, Jumat, 14 Juni 2024.
"Pengetatan kebijakan moneter akan membantu mengekang ekspektasi inflasi," tambahnya.
Dalam jajak pendapat Reuters, sebanyak 29 dari 31 ekonom memperkirakan bank sentral akan mempertahankan suku bunga atau tidak berubah. Bank sentral memangkas perkiraan IHK untuk tahun ini menjadi 2,12 persen, dari prediksi sebelumnya 2,16 persen, masih di atas angka 2 persen yang menurut pandangan pasar sebagai garis merah kekhawatiran bank sentral.
Sedangkan Federal Reserve AS sudah mempertahankan suku bunganya dan menunda dimulainya penurunan suku bunga, karena mereka memperkirakan hanya terjadi penurunan inflasi secara bertahap meskipun mengindikasikan akan tetap pada rencana untuk memotong biaya pinjaman tahun ini. (end/ba)