07044093
IQPlus, (12/3) - Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Wakil Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Febrian Alphyanto Ruddyard menyatakan, Indonesia memiliki peluang memasarkan jasa penyimpanan karbon.
"Indonesia memiliki peluang dalam hal kapasitas penyimpanan karbon dengan biaya yang kompetitif, sehingga berpeluang besar memasarkan jasa penyimpanan karbon ke luar negeri dan menjadikannya sebagai sektor strategis," katanya saat bertemu dengan perwakilan EU-ASEAN Sustainable Connectivity Package Investment Facility (EU SCOPE IF), dikutip dari keterangan resmi, Jakarta, Rabu.
Demi mencapai ini, maka diperlukan pembangunan ekosistem kuat, termasuk regulasi yang menarik bagi swasta agar mau berinvestasi dalam teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) dalam rangka mempercepat transisi energi dan mendukung target Net Zero Emission (NZE).
Kerja sama dengan Uni Eropa (UE) disebut dapat memperkuat regulasi nasional agar lebih menarik bagi swasta untuk berinvestasi dalam CCS.
Selama 20 tahun ke depan, Indonesia berkomitmen menerapkan pembangunan rendah karbon. Salah satu komponen utama dalam upaya pengurangan emisi adalah percepatan transisi energi.
Menurut Deputi Bidang Pangan, Sumber Daya Alam (SDM), dan Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bappenas Leonardo A. A. Teguh Sambodo, kemajuan teknologi memungkinkan pemanfaatan karbon dari sektor minyak dan gas yang sebelumnya terakumulasi.
"Untuk Net Zero Emission, dalam lima tahun pertama, implementasi CCS atau CCUS (Carbon Capture, Utilization, and Storage) serta pembatasan pembangunan pembangkit listrik tenaga batu bara menjadi agenda utama," ujar Leonardo. (end/ant)