65083957
IQPlus, (23/9) - Presiden European Central Bank (ECB) Christine Lagarde bertekad untuk menghentikan ledakan inflasi menjadi lebih normal. Inflasi terus memanas ketika pandemi virus korona dan invasi Rusia ke Ukraina memberikan tekanan yang cukup bertahan lama pada kenaikan harga.
"Guncangan kembar (pandemi covid-19 dan perang Ukraina) telah menyebabkan kenaikan harga konsumen yang jauh lebih tinggi dan lebih persisten dari yang diperkirakan," kata Lagarde, dilansir dari The Business Times, Jumat, 23 September 2022.
Ia menambahkan bahwa bank sentral Eropa harus memastikan inflasi setinggi langit tidak menjadi tertanam. "Ini lah yang dilakukan ECB," kata Lagarde.
Inflasi di zona euro naik menjadi 9,1 persen pada Agustus, tertinggi sepanjang masa, dengan analis memperkirakan tingkat bisa mencapai dua digit pada akhir tahun. Pada pertemuan terakhirnya awal bulan ini ECB menaikkan suku bunga dengan rekor 75 basis poin, karena berusaha untuk menjinakkan lonjakan harga konsumen.
Keputusan mengejutkan itu datang hanya beberapa minggu setelah ECB menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade, mengakhiri periode suku bunga negatif. "Langkah agresif telah menjadi alat utama untuk menandakan tekad kami guna membawa inflasi kembali ke target dua persen ECB," kata Lagarde.
Ke depan, tambahnya, ECB diperkirakan menaikkan suku bunga lebih lanjut selama beberapa pertemuan berikutnya. "Seberapa cepat dan seberapa jauh suku bunga akan naik akan tergantung pada prospek inflasi," tambahnya.
Lagarde menambahkan melonjaknya tingkat inflasi didorong oleh guncangan ekonomi dari pandemi virus korona dan invasi Rusia ke Ukraina, yang telah membuat harga energi melonjak. Bahkan, tambahnya, pemotongan impor gas Rusia akan memiliki konsekuensi selama beberapa tahun dan menjaga harga energi tetap tinggi.
"Sementara kemacetan pandemi akan menyebabkan rantai pasokan direstrukturisasi dengan biaya lebih tinggi. Kendala pada pasokan dalam kedua kasus itu cenderung bertahan lebih lama daripada di masa lalu. Yang berarti membutuhkan waktu lebih lama agar efek inflasi dari guncangan tersebut memudar," pungkasnya. (end/ba)