01135073

IQPlus, (12/1) - Kepala Reserve Bank of India (RBI) Shaktikanta Das menyatakan mata uang kripto dapat menimbulkan risiko yang signifikan terhadap pasar negara berkembang. Dirinya memperingatkan bahwa pendirian bank sentral mengenai masalah ini tetap tidak berubah meskipun ada penerimaan yang lebih luas di negara lain.

"Posisi kami, posisi saya, dan posisi RBI mengenai (mata uang kripto) ini tetap tidak berubah terlepas dari siapa yang melakukan apa," kata Shaktikanta Das, menanggapi pertanyaan tentang regulator sekuritas AS yang menyetujui dana yang diperdagangkan di bursa pertama yang terdaftar di AS untuk melacak bitcoin, dikutip dari The Business Times, Jumat, 12 Januari 2024.

"Bagi negara-negara emerging market dan juga negara-negara maju, menempuh jalur tersebut akan menciptakan risiko besar yang akan sangat sulit untuk dikendalikan di masa depan," tambah Das.

Cryptocurrency tidak memiliki nilai mendasar dan menimbulkan risiko bagi stabilitas makroekonomi dan keuangan, kata kepala bank sentral berulang kali. Gubernur RBI Das menyoroti manfaat mata uang digital bank sentral, atau e-rupee dalam kasus India, dan mengatakan bank sentral sedang berupaya untuk dapat diprogram dari e-rupee.

"Untuk memungkinkan transfer tunai, seperti transfer yang ditargetkan ke petani. Bank sentral juga berencana memulai uji coba penggunaan e-rupee di segmen baru dalam sektor grosir," tukasnya.

Pada Desember, bank-bank India menyalurkan sejumlah tunjangan karyawan melalui rupee digital, membantu RBI memenuhi target satu juta transaksi harian pada akhir 2023, tiga sumber yang mengetahui perkembangan tersebut mengatakan minggu lalu.

RBI dan Dewan Pembayaran Nasional India sedang melakukan pembicaraan dengan beberapa negara untuk mengadopsi sistem pembayaran India Antarmuka Pembayaran Terpadu untuk transaksi lintas negara, kata gubernur. Das juga mengatakan bank sentral sedang mencermati pinjaman berbasis kecerdasan buatan oleh entitas keuangan. (end/ba)