BPS GELAR WORKSHOP PENYUSUNAN NERACA ARUS ENERGI DAN EMISI GRK

  • Info Pasar & Berita
  • 30 Jul 2025

21037222

IQPlus, (30/7) - Badan Pusat Statistik (BPS) menyelenggarakan Workshop Penyusunan Neraca Arus Energi dan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) selama tiga hari, 16-18 Juli 2025 di Jakarta. Kegiatan ini menghadirkan perwakilan dari berbagai kementerian/lembaga, akademisi, serta praktisi sektor energi dan lingkungan hidup, dalam rangka memperkuat sinergi penyediaan dan harmonisasi data untuk mendukung transisi energi nasional menuju ekonomi rendah karbon.

Workshop dibuka secara resmi oleh Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh Edy Mahmud. Dalam arahannya, ia menegaskan pentingnya peran data dalam merumuskan kebijakan transisi energi, termasuk integrasi indikator SDGs dan implementasi System of Environmental-Economic Accounting (SEEA) yang telah dijalankan BPS.

"Konsistensi data sangat penting dalam mengukur capaian target net zero emissions, serta memastikan kebijakan yang diambil berbasis pada statistik yang andal dan terintegrasi," ujarnya.

Berbagai sesi diskusi mendalam diselenggarakan, mulai dari kebijakan energi nasional, metodologi penyusunan neraca energi dan emisi GRK, hingga pengembangan dashboard data PDB/PDRB berbasis data sektoral. Salah satu topik penting yang diangkat adalah harmonisasi penggunaan Global Warming Potential (GWP) terbaru agar tren emisi dapat dibandingkan secara time series dan menghindari misleading progress dalam pelaporan nasional ke UNFCCC.

Workshop ini ditutup oleh Direktur Neraca Produksi BPS, Puji Agus Kurniawan, yang menyampaikan kesimpulan dan tindak lanjut kegiatan. Dalam penutupannya, ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas instansi dan peningkatan kualitas serta integrasi data dalam penyusunan neraca energi dan emisi.

"Kita harus bergerak bersama. Harmonisasi neraca energi antara BPS dan Kementerian ESDM, serta sinkronisasi data inventori emisi dengan KLH menjadi prioritas untuk mendukung perencanaan pembangunan berkelanjutan," tegasnya.

Suasana penutupan yang reflektif juga memperlihatkan tantangan nyata di lapangan, seperti duplikasi data akibat penggunaan metode dan format diseminasi yang berbeda, perlunya peningkatan literasi statistik ekonomi lingkungan, dan minimnya integrasi sistem informasi. Namun, para peserta menyepakati pentingnya menjaga komunikasi berkelanjutan dan memperkuat jejaring antar pemangku kepentingan demi keberlanjutan pengembangan statistik lingkungan di Indonesia.

Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya BPS dalam mengimplementasikan Rekomendasi DGI-3, sekaligus menyambut tantangan global dalam pemantauan emisi GRK dan penguatan statistik ekonomi lingkungan yang adaptif terhadap dinamika perubahan iklim. (end)


Kembali ke Blog