1756865776347982
IQPlus, (3/9) - Departemen Keuangan Brasil pada hari Selasa melakukan penjualan obligasi luar negeri ketiganya tahun ini, menandai pertama kalinya sejak 2014 ekonomi terbesar di Amerika Latin tersebut melakukan lebih dari dua penjualan obligasi eksternal dalam satu tahun.
Brasil meluncurkan obligasi berjangka 30 tahun baru dan membuka kembali obligasi acuan lima tahun yang sudah ada, demikian pernyataan Departemen Keuangan, memuji transaksi tersebut sebagai "berhasil" dan tanda kepercayaan investor terhadap pengelolaan ekonominya.
Operasi tersebut bertujuan untuk meningkatkan likuiditas kurva imbal hasil dolar Brasil di luar negeri, menyediakan acuan bagi penerbit korporat, dan melakukan pra-pembiayaan utang mata uang asing yang akan jatuh tempo, katanya.
Acuan 30 tahun yang baru memiliki imbal hasil 7,5%, tetapi Departemen Keuangan mengatakan baru akan mengungkapkan jumlah yang terkumpul pada hari Rabu. Kantor berita IFR melaporkan bahwa transaksi tersebut mencapai $1 miliar.
Sementara itu, pembukaan kembali obligasi pemerintah lima tahun mencapai total $750 juta dengan imbal hasil 5,20%, kata Departemen Keuangan.
"Keberhasilan operasi ini membuka kembali pasar, menjadi tolok ukur bagi penerbitan obligasi korporasi, dan mencerminkan kepercayaan investor terhadap kebijakan ekonomi dan kredit Brasil," demikian pernyataan Kementerian Keuangan.
"Ini memperkuat integrasi historis dan kuat antara pasar Brasil dan AS dalam hal pengelolaan utang publik," tambah Kementerian Keuangan.
Pernyataan ini muncul di saat negara Amerika Selatan tersebut menghadapi tarif 50% yang diberlakukan oleh Presiden Donald Trump atas impor AS atas beberapa barang Brasil.
Kesepakatan hari Selasa dipimpin oleh Bank of America, Itau BBA, dan JPMorgan. Brasil telah merambah pasar global tahun ini dengan penjualan obligasi pemerintah senilai $2,5 miliar pada bulan Februari dan penerbitan obligasi senilai $2,75 miliar pada bulan Juni.
Pada bulan Juli, Menteri Keuangan Rogerio Ceron mengatakan kepada Reuters bahwa negara tersebut memiliki sebaran risiko yang "sangat menguntungkan" dan "pasti" akan tetap aktif di pasar eksternal pada paruh kedua tahun ini.
Ceron mengatakan bahwa Brasil telah diuntungkan dari realokasi aset global yang terkait dengan pergeseran kebijakan AS, dengan porsi utang mata uang lokal yang besar dan suku bunga riil yang tinggi menarik arus masuk modal yang kuat.
Hal itu telah mendukung nilai tukar real Brasil, yang naik lebih dari 10% terhadap dolar AS tahun ini, memacu penjualan obligasi korporasi, meningkatkan partisipasi asing dalam utang publik, dan mendukung keuntungan pasar ekuitas.(end/Reuters)