CEGAH PEMANASAN GLOBAL, PT TIMAH TANAM 2.500 MANGROVE DI PANTAI PEREPAT BABEL

  • Info Pasar & Berita
  • 06 Mei 2024

12649421

IQPlus, (6/5) - Mangrove berperan penting untuk menjaga ekosistem pesisir, mangrove juga beperan untuk menyerap karbondioksida yang penting untuk mengendalikan perubahan iklim akibat pemanasan global.

Menyadari pentingnya mangrove untuk eksositem lingkungan, PT Timah terus menggalakkan penanaman mangrove di wilayah operasional. Hal ini sebagai bentuk pengelolaan lingkungan berkelanjutan yang dilakukan PT Timah.

Kali ini, PT Timah berkolaborasi dengan Koperasi Pelita Anugerah Harapan menanam 2500 pohon mangrove di Pantai Perepat Mati, Kelurahan Temberan, Kecamatan Bukit Intan, Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kamis (2/5/2024).

Sekertaris Koperasi Pelita Anugerah Rudi Hartono, mengatakan, dnega adanya penanaman mangrove ini bisa memberikan banyak manfaat untuk lingkungan mereka diantaranya untuk mencegah abrasi dan juga menjadi tempat untuk berkembang biaknya biota laut.

"Mudah-mudahan, mangrove yang kita tanam hari ini dapat tumbuh dengan baik. Untuk saat ini, kami sudah menyiapkan sekitar 6000 bibit mangrove. Dan Alhamdullilah, hari ini sudah kita tanam sebanyak 2500 pada tahap pertama, dan rencananya akan kita tanami sisanya tersebut ditahap kedua," katanya.

PT Timah Tbk juga terus berkomitmen dalam menjaga ekosistem pesisir di wilayah operasional perusahaan. Upaya pelestarian wilayah pesisir diantaranya dengan melakukan penanaman mangrove dan pelepasan bibit kepiting.

Kepiting bakau merupakan salah satu komoditas perikanan yang memiliki potensi sebagai penyangga kehidupan masyarakat terutama bagi nelayan sekala kecil. Ekosistem mangrove mempunyai peran penting sebagai habitat utama bagi kepiting bakau.

Untuk itu, PT Timah kembali melepaskan sebanyak 400 bibit kepiting bakau di Pulau Kundur, pada Jumat (3/5/2024). PT Timah melibatkan masyarakat sekitar dalam melepaskan kepiting bakau.

Penebaran bibit kepiting ini sebagai upaya perusahaan dalam menjaga ekosistem kepiting bakau di alam supaya tetap dapat terjaga dengan baik. Dengan terjaganya ekosistem kepiting akan memberikan dampak positif bagi nelayan dalam meningkatkan ekonomi.

Amran salah satu nelayan yang ikut serta dalam kegiatan ini menyampaikan, pihaknya sangat senang dengan adanya pelepasan ratusan bibit kepiting bakau ini. Apalagi kepiting bakau memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

Menurutnya, saat ini kepiting bakau di pasar tradisional sangat susah untuk didapatkan, karena populasi di habitat aslinya di laut sudah jarang dan hampir tidak ada.

"Saat ini masyarakat mengkonsumsi kepiting kalau tidak dari budidaya pembesaranya dari daerah lain, kalau untuk di laut sendiri itu tidak ada," terangnya. (end)



Kembali ke Blog