10653347
IQPlus, (17/4) - Ekonom sekaligus Direktur Ekonomi Digital Center of Economics and Law Studies (Celios) Nailul Huda menyatakan ada 1,2 juta pekerja di Tanah Air yang berpotensi terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) imbas perang tarif antara Amerika Serikat (AS) dan China.
"1,2 juta itu total tenaga kerja yang terpotong," ujar dia di Jakarta, Kamis.
Dijelaskannya, angka tersebut berasal dari seluruh sektor industri dalam satu tahun proyeksi, dengan potensi pengurangan tertinggi ada pada subsektor tekstil dan produk tekstil (TPT) yang mencapai 191 ribu pekerja.
"Bisa dibilang penyerapan tenaga kerja di industri tekstil itu akan berkurang sekitar 191 ribu, ini hitungan kasar kita," katanya pula.
Huda mengatakan, penghitungan potensi PHK ini berasal dari dampak pengenaan tarif masuk dari Amerika Serikat (AS) yang 1 persennya setara dengan 0,8 persen penurunan volume ekspor.
Adapun untuk proyeksi PHK di sektor TPT, dikarenakan ekspor produk buatan domestik ke AS saat ini cukup tinggi, serta di sisi lain pasar dalam negeri juga tertekan karena maraknya impor dari China yang lebih murah.
"Akibatnya nilai tambah dari industri TPT bisa semakin menurun," ujar dia.
Sementara itu Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin mengatakan profil Indonesia di dunia internasional terwakili kehadiran Presiden Prabowo Subianto.
"Jadi Pak Prabowo (Presiden RI) hadir secara fisik, secara pemikiran," ujarnya dalam acara Diskusi Publik "Enam Bulan Pemerintahan Prabowo: The Extraordinary, The Good, The Bad, and The Ugly" di Jakarta, Kamis. (end/ant)