32729596
IQPlus, (24/11) - Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal mengatakan, perlambatan ekonomi dari Amerika Serikat (AS) dan China dapat mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia pada 2024.
Faisal menyebut, Amerika dan China merupakan pasar ekspor terbesar bagi Indonesia. Pelemahan ekonomi yang terjadi pada negara tersebut sedikit banyak berdampak bagi permintaan komoditas di Indonesia.
"Di akhir 2022 ada gelombang PHK terutama di tekstil, ini tidak lepas dari kondisi di Amerika setelah inflasi naik luar biasa. Masalahnya industri tekstil dan tekstil ini pasar ekspornya adalah Amerika sehingga kontraksi pada Amerika saja bisa berdampak pada PHK," ujar Faisal dalam "Gambir Trade Talk #12" secara daring di Jakarta, Kamis.
Faisal menyampaikan, ekonomi Amerika Serikat diproyeksikan hanya tumbuh 1,5 persen pada 2024. Hal ini didasarkan pada konsumsi masyarakat Amerika Serikat yang melambat.
The Fed juga dinilai masih bersikeras mencapai target meredam inflasi hingga 2 persen.
Sebelumnya Menteri Keuangan Periode 2013-2014 sekaligus ekonom senior Chatib Basri mengingatkan bahwa perlambatan ekonomi di negara China bisa berdampak ke perekonomian Indonesia.
Menurut Chatib, sebanyak satu persen perlambatan ekonomi di China bisa membuat perlambatan ekonomi Indonesia sebesar 0,3 persen. Pasalnya, dia menilai Indonesia saat ini merupakan salah satu negara emerging market atau negara berkembang yang mulai terlibat dengan perdagangan global.
"Maka mau tidak mau kalau pertumbuhannya (China) melambat, permintaan impor di China melambat, artinya ekspor Indonesia ke China juga akan mengalami perlambatan," kata Chatib dalam kegiatan BTPN Economic Outlook 2024 di Jakarta, Rabu. (end/ant)