CSRA RAIH PENJUALAN SEBESAR Rp190,96 MILIAR PADA KUARTAL I 2024

  • Info Pasar & Berita
  • 02 Mei 2024

12250589

IQPlus, (2/5) - PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA) hari ini menerbitkan laporan keuangan yang tidak diaudit per 31 Maret 2024 (1Q24) serta perbandingannya dengan laporan keuangan yang tidak diaudit pada periode yang sama tahun lalu.

Dalam siaran pers (2/5) disebutkan Kinerja keuangan melebihi ekspektasi awal, dengan pendapatan mencapai Rp190,96 miliar, menandai peningkatan sebesar 3.7% dibanding periode yang sama tahun lalu. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk mencapai keuntungan sebesar Rp22,23 miliar, mewakili penurunan sebesar 5,6% dari keuntungan sebesar Rp23,56 miliar yang tercatat selama periode yang sama tahun lalu.

Perusahaan berhasil menjaga neraca keuangan yang solid dan dapat ditingkatkan. Per tanggal 31 Maret 2024, posisi aset CSRA mencapai Rp2,15 triliun, lebih tinggi dari posisi 31 Desember 2023 yang mencapai Rp1,84 triliun. Sementara itu, total kewajiban perusahaan pada 3M24 mencapai Rp1,02 triliun dibandingkan dengan Rp727,69 miliar yang tercatat pada 31 Desember 2023.

Rasio utang bersih / ekuitas pada 1Q24 berada pada 0.69x, lebih tinggi dibandingkan dengan level 2023 sebesar 0.63x

Walau dengan kinerja kuat pada kuartal pertama, Perusahaan menyatakan cukup sulit untuk konsisten tampil baik dalam lingkungan yang tidak menentu seperti saat ini, namun tim CSRA yang berkomitmen telah berhasil mengatasi kesulitan dengan baik. CSRA juga mengedepankan kesuksesan inisiatif peningkatan mekanisasi yang sedang berlangsung yang berfokus pada kualitas dan efisiensi biaya, memungkinkan Perusahaan untuk memenuhi persyaratan operasional secara efektif.

Ikhtisar Bisnis

Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit ke 3 (PKS-3) CSRA di Kabupaten Banyuasin dimulai pada tanggal 8 Januari 2024. PKS-3 akan memproduksi minyak sawit mentah (CPO) dan inti sawit (PK). PKS-3 dibangun dengan teknologi yang canggih dengan kapasitas 30 ton per jam.

Memacu percepatan sertifikasi ISPO di region Sumatera Selatan dan Mekanisasi transport dan panen serta digitalisasi di seluruh perkebunan CSRA untuk mencapai produksi yang optimal dan efisien.

Manajemen yakin bahwa begitu CSRA mencapai keselarasan yang kuat dan integrasi yang mendalam terhadap strategi dengan mantap, Perusahaan dapat dengan percaya diri meningkatkan kinerja dan menjalankan Misi nya untuk mencapai Visi Perusahaan.

CSRA melaporkan penjualan terkonsolidasi sebesar Rp190,96 miliar pada 1Q24, mengalami peningkatan sebesar 3,7% dibandingkan dengan 1Q23. Penjualan meningkat utama nya mengambil perhitungan dari efek penjualan TBS sebesar Rp43,32 miliar serta penjualan CPO sekitar Rp131,75 miliar dan Kernel sekitar Rp15,32 miliar.

Laba kotor mencapai Rp83,65 miliar, menghasilkan marjin kotor sebesar 43,8%. Kinerja ini dicapai melalui peningkatan produktivitas dan eksekusi pelaksanaan rencana yang matang, yang membantu menutupi penurunan harga jual rata-rata dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Untuk tiga bulan pertama tahun 2024, hasil Tandan Buah Segar (TBS) berada di angka 3,5 ton/ha, lebih rendah dari level 1Q23 sebesar 3,9 ton/ha. Namun, Oil Extraction Rate (OER) pada 1Q24 meningkat dari 20,3% pada 1Q23 menjadi 21,1%, sedangkan Kernel Extraction Rate (KER) turun dari 5,2% pada 1Q23 menjadi 4,6% pada 1Q24. Produksi diharapkan mengalami peningkatan signifikan pada 3Q24, yang dapat menutupi penurunan produksi yang terjadi pada 1Q24.

Perusahaan terus meningkatkan hasil tanaman untuk menjamin tingkat produksi internalnya. Proses peningkatan hasil bertujuan untuk melampaui kondisi saat ini dengan meningkatkan hasil dan mengadopsi strategi harga untuk memastikan keberlanjutan di masa depan. Sementara itu, Perusahaan akan terus fokus pada teknologi dengan menerapkan mekanisasi panen dan transport.

CSRA dengan tegas percaya bahwa strategi lanjutan di sisi operasional akan membawa peluang tambahan untuk memanfaatkan kinerja dan memperkuat posisi Perusahaan. Angka produksi TBS yang lebih rendah pada tabel di atas disebabkan oleh faktor cuaca yang sudah terukur dan diantisipasi secara seksama.

Kedepan, Perusahaan terus berfokus pada meningkatkan pertumbuhan yang menguntungkan secara bertanggung jawab.

Laba usaha CSRA pada 1Q24 mencapai Rp30,83 miliar, mengalami penurunan sebesar 33,9% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada lini bawah, laba bersih CSRA mengalami penurunan sebesar 5,6% YoY menjadi Rp22.23 miliar pada 1Q24, dengan margin bersih sebesar 11.6%.

Meskipun mengalami penurunan kinerja keuangan, operasi yang efisien meningkatkan kemampuan CSRA untuk merespons perubahan eksternal, seperti faktor ekonomi, kemajuan teknologi, dan tahun politik serta semua faktor negative yang dapat diatasi oleh Perusahaan dengan baik disamping inisiatif peningkatan kinerja yang didorong oleh program mekanisasi yang sedang berlangsung yang berfokus pada kualitas dan efisiensi biaya, memungkinkan Perusahaan untuk mencapai target operasional di tahun 2024 ini.

Hingga akhir Maret 2024, total aset mencapai Rp2,15 triliun, meningkat sebesar 16,9% dibandingkan dengan Rp1,84 triliun pada tanggal 31 Desember 2023. Aset tidak lancar meningkat sebesar 2,8% menjadi Rp1,56 triliun dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2023 sebesar Rp1,52 triliun, dengan peningkatan terbesar berasal dari aset tetap. Sementara itu, aset lancar pada Maret 2024 meningkat sebesar 83,2% dibandingkan dengan FY23 sebagai hasil peningkatan penjualan. Peningkatan terbesar dalam aset lancar berasal dari peningkatan aset lancar yang likuid, yang meliputi kas dan setara kas, uang muka dan biaya yang telah dibayarkan, serta aset biologis.

Sementara itu, total kewajiban sebesar Rp1,02 triliun, atau meningkat 39,8% dibandingkan dengan akhir tahun 2023. Posisi ekuitas Perusahaan mencapai Rp1,14 triliun per 31 Maret 2024, meningkat sebesar 2,0% dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2023. Perusahaan akan terus menjaga posisi modal yang seimbang untuk mendukung stabilitas jangka panjang dan pertumbuhan bisnis yang direncanakan.

Perusahaan juga telah berhasil menjaga neraca keuangan yang solid dan dapat ditingkatkan, memungkinkan CSRA untuk menjaga tingkat modal kerja yang optimal untuk mendanai operasi inti, dengan tujuan akhir meningkatkan pendapatan dan laba selanjutnya. (end)




Kembali ke Blog