10428217
IQPlus, (15/4) - Departemen Pendidikan AS pada hari Senin membekukan lebih dari $2 miliar dana federal untuk Universitas Harvard, hanya beberapa jam setelah sekolah tersebut menolak tuntutan Presiden Donald Trump agar membuat perubahan kebijakan yang mendalam tentang keberagaman.
Satuan tugas Departemen Pendidikan untuk memerangi antisemitisme mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka membekukan $2,2 miliar dalam bentuk hibah multi-tahun dan $60 juta dalam bentuk nilai kontrak multi-tahun untuk Universitas Harvard.
Langkah ini menandai tingkat pertentangan baru antara pemerintahan Presiden Donald Trump dan universitas-universitas Amerika yang dituduhnya dikuasai oleh kaum kiri ekstrem. Pemerintahan Trump telah membekukan ratusan juta dolar dana federal untuk sejumlah universitas, mendesak lembaga-lembaga tersebut untuk membuat kebijakan dan perubahan lainnya, serta mengutip apa yang dikatakannya sebagai kegagalan dalam memerangi antisemitisme di kampus.
Proses deportasi telah dimulai terhadap sejumlah mahasiswa asing yang ditahan karena ikut serta dalam demonstrasi pro-Palestina, sementara visa untuk ratusan mahasiswa lainnya telah dibatalkan. Tindakan keras tersebut telah menimbulkan kekhawatiran tentang kebebasan berbicara dan akademik.
Harvard pada hari Senin menolak tuntutan pemerintahan Trump agar mereka mengakhiri upaya keberagaman dan mengambil langkah-langkah lain yang menurut universitas akan membatasi kebebasan intelektual dosen dan mahasiswa untuk menerima dana federal.
Presiden Harvard Alan Garber menulis dalam surat terbuka bahwa tuntutan yang diajukan pada hari Jumat oleh Departemen Pendidikan federal akan memungkinkan pemerintah federal "untuk mengendalikan komunitas Harvard" dan mengancam "nilai-nilai sekolah sebagai lembaga swasta yang mengabdikan diri untuk mengejar, memproduksi, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan."
"Tidak ada pemerintah - terlepas dari partai mana yang berkuasa - yang boleh mendikte apa yang dapat diajarkan oleh universitas swasta, siapa yang dapat mereka terima dan pekerjakan, dan bidang studi dan penyelidikan apa yang dapat mereka tekuni," tambahnya. (end/Reuters)