05045719
IQPlus, (20/2) - PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) menilai prospek industri otomotif nasional pada 2025 berpotensi membaik seiring dengan perbaikan daya beli konsumen, penurunan suku bunga, serta ekspansi sektor manufaktur.
"Jadi kalau ekonomi globalnya membaik, ya harusnya konsumen juga punya daya beli karena industri itu kan enggak akan expand kalau konsumsinya (masyarakat) enggak membaik," kata Ekonom Bank Danamon Hosianna Evalita Situmorang dalam acara Media Gathering Danamon di Jakarta, Rabu.
Hosianna mengatakan bahwa industri otomotif yang memiliki kontribusi sekitar 20 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia saat ini sangat terkait dengan arah suku bunga serta kondisi ekonomi global.
Ia menjelaskan, tren perbaikan sektor otomotif mulai terlihat sejak awal 2025.
Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan bahwa Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Januari 2025 mencapai level 127,2, mencerminkan optimisme masyarakat terhadap kondisi ekonomi.
Selain itu, Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia juga mengalami peningkatan dari 51,2 pada Desember 2024 menjadi 51,9 pada Januari 2025.
Selain itu, imbuh dia salah satu faktor pendorong pemulihan industri otomotif adalah tren penurunan suku bunga di Indonesia.
Sejak 2024, BI telah memangkas suku bunga acuan menjadi 5,75 persen, dan tetap dipertahankan di level tersebut hingga Februari 2025.
"Jadi kita melihat sih ada arah ke perbaikan. Karena kalau di 2023-2024 kan itu suku bunga naik terus tuh, dari 3,5 persen sampai ke 6,25 persen. Yang kita tahu kan konsumen pasti akan mengerem belanjanya, jadi industrinya agak tertahan," jelasnya. (end/ant)