13082053
IQPlus, (2/8) - Anggota Dewan Pemerintahan European Central Bank (ECB) Ignazio Visco memperingatkan bahwa mungkin ada penurunan ekonomi di Eropa. Kondisi itu diakibatkan adanya perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina, lonjakan harga gas dan pangan, dan pengurangan pasokan aliran gas dari Moskow.
"Ada risiko resesi," katanya, dilansir dari The Business Times, Selasa, 2 Agustus 2022.
Menurutnya jika hal itu terjadi maka ECB akan perlu mendiskusikan apa yang harus dilakukan. "Keputusan bank sentral untuk menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin minggu lalu, memungkinkan pembuat kebijakan sekarang membuat pilihan yang bergantung pada data pada pertemuan mendatang," kata Visco, yang mengepalai bank sentral Italia.
Sebelumnya, ECB memutuskan untuk menaikkan suku bunga. Keputusan itu membenarkan bahwa kekhawatiran tentang inflasi yang tidak terkendali sekarang mengalahkan pandangan pertumbuhan ekonomi, bahkan ketika perekonomian zona euro terguncang dari dampak perang Rusia di Ukraina.
ECB menaikkan suku bunga deposito acuan sebesar 50 basis poin menjadi nol persen, melanggar panduannya sendiri untuk pergerakan 25 basis poin karena bergabung dengan rekan-rekan global dalam mendongkrak biaya pinjaman. Itu adalah kenaikan suku bunga pertama bank sentral zona euro selama 11 tahun.
"Agresi Rusia yang tidak dapat dibenarkan terhadap Ukraina merupakan hambatan yang berkelanjutan pada pertumbuhan. Dampak inflasi yang tinggi dan ketidakpastian yang lebih tinggi memiliki efek peredam pada (pertumbuhan) ekonomi," kata Presiden ECB Christine Lagarde.
Ia menambahkan bahwa faktor-faktor itu secara signifikan mengaburkan prospek ekonomi di paruh kedua 2022. "Inflasi Zona Euro terus tinggi yang tidak diinginkan dan diperkirakan tetap di atas target kami untuk beberapa waktu," pungkas Lagarde. (end/ba)