EKSPOR JEPANG MELAMBAT DALAM 20 HARI PERTAMA

  • Info Pasar & Berita
  • 09 Mei 2025

12835654

IQPlus, (9/5)- Ekspor Jepang melambat pada 20 hari pertama bulan April seiring meningkatnya kampanye tarif AS dengan mobil baru dan pungutan menyeluruh.

Ekspor yang diukur berdasarkan nilai naik 2,3 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya, Kementerian Keuangan melaporkan pada hari Jumat (9 Mei). Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan 4,2 persen dalam 20 hari pertama bulan Maret, dan kenaikan 4 persen untuk seluruh bulan tersebut. Pertumbuhan ekspor rata-rata mencapai 6,1 persen sepanjang tahun hingga Maret.

Barang-barang yang paling berkontribusi terhadap perlambatan pertumbuhan ekspor adalah otomotif, baja, dan bahan bakar mineral, menurut seorang pejabat Kementerian Keuangan. Kementerian tersebut tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai angka perdagangan berdasarkan wilayah atau jumlah.

Dampak dari menguatnya yen dibandingkan tahun lalu kemungkinan menjelaskan melambatnya peningkatan nilai perdagangan, kata Hiroshi Miyazaki, seorang peneliti senior di Institut Penelitian Ekonomi Itochu, seraya menambahkan bahwa hal itu tidak mungkin disebabkan oleh penurunan kuantitas barang yang diekspor.

"Tentu saja ada kemungkinan tarif AS akan menyebabkan penurunan ekspor secara bertahap, tetapi saya tidak yakin akan terjadi penurunan tiba-tiba begitu tarif dinaikkan," katanya.

Neraca perdagangan Jepang berada di posisi merah, dengan defisit sebesar 242 miliar yen (S$2,2 miliar). Data awal tidak memberikan rincian seperti rincian ekspor ke negara atau wilayah tertentu. Data untuk bulan April secara keseluruhan akan dirilis pada tanggal 21 Mei.

Pada awal April, pemerintahan Trump mengenakan tarif sebesar 25 persen pada mobil dan pungutan minimum 10 persen pada semua jenis barang di Jepang, setelah mengenakan pungutan tambahan pada baja dan aluminium pada bulan Maret. Tarif mobil kemudian diperluas ke suku cadang mobil, meskipun langkah-langkah keringanan sebagian telah diambil.

Jepang berharap memperoleh persetujuan dagang dengan AS pada bulan Juni, tetapi belum ada tanda-tanda bahwa Jepang siap memperoleh penghapusan penuh semua tarif sebelum pungutan menyeluruh sebesar 10 persen kembali ke tarif awal 24 persen pada awal Juli, setelah periode penangguhan sementara berakhir.

Pemungutan pajak atas mobil dan suku cadang mobil, ekspor Jepang yang paling menguntungkan ke AS, menjadi perhatian khusus bagi negara tersebut, karena beberapa ekonom memperkirakan ekonomi akan mengalami kontraksi pada kuartal pertama tahun ini bahkan sebelum tarif mulai diberlakukan di negara tersebut (end/Bloomberg)



Kembali ke Blog