GANDENG MASDAR UEA, PLN BENTUK KAJIAN EKSPANSI PLTS TERAPUNG CIRATA

  • Info Pasar & Berita
  • 28 Mei 2024

14846855

IQPlus, (28/5) - PT PLN (Persero) melalui subholding PLN Nusantara Power (PLN NP) menjalin kerja sama dengan Masdar, perusahaan energi asal Uni Emirat Arab (UEA).

Kerja sama ini terjalin dalam bentuk penandatanganan Joint Development Study Agreement (JDSA) untuk mengkaji potensi peningkatan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata.

Dalam JDSA kali ini, PLN NP akan mengkaji potensi peningkatan kapasitas PLTS Cirata hingga tiga kali lipat lebih atau mencapai 500 Megawatt Alternating Current (MWAc).

Penandatanganan JDSA antara PLN NP dengan Masdar dilakukan di sela-sela acara Konferensi Tingkat Tinggi World Water Forum (KTT WWF) ke-10 tahun 2024 yang diselenggarakan di Bali.

Penandatanganan ini disaksikan langsung oleh Menteri Energi dan Infrastruktur UEA Suhail Mohamed Al Mazrouei dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengungkapkan, pihaknya mendukung penuh langkah PLN NP selaku salah satu subholding pembangkitan terbesar di Asia Tenggara untuk terus mengakselerasi agenda transisi energi di tanah air.

Salah satunya dengan meningkatkan bauran energi baru terbarukan (EBT) di lingkungan pembangkitan PLN Group.

"Untuk mendukung transisi energi menuju Net Zero Emissions, PLN telah menjalankan strategi Accelerated Renewable Energy Development (ARED) dengan target penambahan kapasitas pembangkit sebesar 75% akan berbasis EBT dan 25% sisanya berbasis pada gas," ujar Darmawan.

Dalam mewujudkan hal tersebut, Darmawan menekankan dibutuhkan kolaborasi dengan seluruh pihak, salah satunya perusahaan energi global yang sangat penting perannya dalam peningkatan kapasitas pembangkit EBT.

Termasuk melanjutkan kolaborasi PLN-Masdar yang sebelumnya telah sukses membangun PLTS Terapung Cirata berkapasitas 192 Megawatt peak (MWp) dan menjadi PLTS apung terbesar di Asia Tenggara.

"Ini kolaborasi internasional dalam akselerasi transisi energi. perubahan iklim ini masalah global, untuk itu dibutuhkan juga solusi secara global dalam bentuk kolaborasi," kata Darmawan. (end)



Kembali ke Blog