17337117
IQPlus, (23/6) - Goldman Sachs menandai risiko terhadap pasokan energi global di tengah kekhawatiran atas potensi gangguan di Selat Hormuz yang akan menyebabkan lonjakan harga minyak dan gas alam yang signifikan, kata bank tersebut dalam sebuah catatan tertanggal Minggu.
Bank tersebut memperkirakan minyak mentah Brent dapat mencapai puncaknya pada $110 per barel jika aliran minyak melalui jalur air penting tersebut dikurangi setengahnya selama sebulan dan tetap turun sebesar 10% selama 11 bulan berikutnya.
Harga kemudian akan menurun, dengan harga rata-rata Brent sekitar $95 per barel pada kuartal keempat tahun 2025, katanya dalam sebuah catatan.
Harga minyak melonjak pada hari Senin ke level tertinggi sejak Januari setelah Washington bergabung dengan Israel selama akhir pekan dalam menyerang fasilitas nuklir Iran.
Goldman menyoroti bahwa pasar prediksi, meskipun likuiditas terbatas, sekarang mencerminkan kemungkinan 52% Iran menutup Selat Hormuz pada tahun 2025, mengutip data dari Polymarket.
Selain itu, disebutkan bahwa penurunan pasokan Iran sebesar 1,75 juta barel per hari dapat mendorong harga minyak mentah Brent ke puncaknya sekitar $90 per barel.
Dalam satu skenario, bank tersebut mengatakan penurunan pasokan minyak Iran sebesar 1,75 juta barel per hari (bpd) selama enam bulan, diikuti oleh pemulihan bertahap, dapat mendorong harga minyak mentah Brent ke puncaknya pada $90 per barel sebelum jatuh ke $60-an pada tahun 2026.
Dalam sub-skenario kedua, di mana produksi Iran tetap rendah secara terus-menerus, harga minyak mentah Brent masih dapat mencapai puncaknya pada $90 tetapi stabil antara $70-80 pada tahun 2026 karena berkurangnya persediaan dan kapasitas cadangan global, kata Goldman Sachs.
"Meskipun peristiwa di Timur Tengah masih belum pasti, kami pikir insentif ekonomi, termasuk bagi AS dan China, untuk mencoba mencegah gangguan yang berkelanjutan dan sangat besar di Selat Hormuz akan kuat," kata Goldman Sachs.
Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran harus membuat keputusan akhir tentang apakah akan menutup Selat Hormuz setelah serangan bom AS, kata Press TV Iran pada hari Minggu, setelah parlemen dilaporkan mendukung tindakan tersebut.
Goldman Sachs juga memproyeksikan pasar gas alam Eropa, termasuk tolok ukur TTF, akan memperhitungkan kemungkinan gangguan yang lebih tinggi, dengan TTF berpotensi naik mendekati 74 euro per megawatt-jam ($25/MMBtu).
Namun, bank tersebut mencatat bahwa harga gas alam AS akan menghadapi dampak terbatas karena faktor struktural seperti kapasitas ekspor yang kuat dan kebutuhan impor LNG domestik yang minimal. (end/reuters)