GUBERNUR DAN OJK SEPAKAT PERKUAT KOLABORASI DORONG EKONOMI JATIM

  • Info Pasar & Berita
  • 06 Mei 2025

12535300

IQPlus, (6/5) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) setempat sepakat memperkuat kolaborasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Jatim.

"Kolaborasi ini seperti para Avengers melawan Thanos. Mereka menang karena bersatu. Begitu pula tantangan ekonomi global saat ini, bisa kita hadapi jika semua pihak bersinergi," kata Gubernur Khofifah dalam sesi berbagi pengembangan ekonomi daerah dalam Rapat Koordinasi Kantor OJK Daerah bersama Dewan Komisioner OJK di Kantor OJK Jawa Timur, seperti keterangan diterima di Surabaya, Selasa.

Ia menambahkan semangat kolaboratif telah diterapkan sejak awal kepemimpinannya bersama Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak, di antaranya melalui program Misi Dagang yang mempertemukan pelaku usaha dari berbagai provinsi.

"Perdagangan antar pulau sangat besar perannya. Kami menggagas Misi Dagang agar trader dan buyer dari berbagai daerah bisa saling terhubung," ujarnya.

Upaya tersebut berdampak positif terhadap perekonomian Jawa Timur. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis 5 Mei 2025, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada kuartal I tahun ini mencapai 5 persen secara tahunan (yoy), mengungguli capaian nasional sebesar 4,87 persen.

Sementara itu Kepala BPS Jatim Zulkipli di Surabaya mengatakan "Menurut lapangan usaha, semua mengalami pertumbuhan ekonomi positif kecuali pengadaan air," katanya Senin.

Apabila dilihat berdasarkan lapangan usaha, terdapat beberapa lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan seperti pengadaan listrik dan gas sebesar 10,40 persen serta pertanian, kehutanan, dan perikanan 10,23 persen, sekaligus administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib 9,87 persen.

Menurut pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen Pengeluaran Konsumsi Akhir Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) sebesar 6,53 persen dan diikuti oleh komponen ekspor barang dan jasa sebesar 6,01 persen.

Kemudian komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) sebesar 5,12 persen, Komponen Pendapatan Keluarga Perempuan (PK-P) sebesar 3,12 persen, komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 2,20 persen serta komponen Impor Barang dan Jasa sebagai faktor pengurang dalam PDRB tumbuh 4,63 persen. (end/ant)


Kembali ke Blog