32938037

IQPlus, (25/11) - Harga emas bergerak naik pada hari Senin (25 Nov), mendekati level tertinggi dalam tiga minggu, didukung oleh melemahnya dolar AS dan permintaan aset safe haven di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik, karena investor menunggu lebih banyak data untuk mengukur prospek kebijakan Federal Reserve AS.

Harga emas spot naik 0,2 persen menjadi US$2.719,19 per ons pada pukul 00.14 GMT dan mencatat kenaikan keenam berturut-turut.

Harga emas berjangka AS naik tipis 0,3 persen menjadi US$2.721,10. Indeks dolar AS turun 0,5 persen, meningkatkan daya tarik emas bagi pemegang mata uang lainnya. Imbal hasil Treasury 10 tahun juga menurun.

Hizbullah menembakkan roket berat ke Israel pada hari Minggu, menyusul serangan udara Israel yang menewaskan sedikitnya 29 orang di Beirut. Ada laporan kerusakan di dekat Tel Aviv.

Sementara itu, di Rusia dua rudal Ukraina dan 27 pesawat nirawak dihancurkan di wilayah Kursk, kata gubernur wilayah yang berbatasan dengan Ukraina.

Emas batangan cenderung bersinar selama periode ketegangan geopolitik, risiko ekonomi, dan dalam lingkungan suku bunga rendah.

Saat ini, pasar memperkirakan peluang 51 persen penurunan suku bunga Fed sebesar 25 basis poin pada bulan Desember, menurut FedWatch Tool milik CME Group.

Data pada hari Jumat menunjukkan bahwa sentimen konsumen AS meningkat selama empat bulan berturut-turut pada bulan November, dipimpin oleh peningkatan besar dalam sentimen di kalangan Partai Republik setelah kemenangan Donald Trump.

Peristiwa penting minggu ini termasuk risalah rapat FOMC November, data PDB (revisi pertama) dan angka inti PCE, yang semuanya dapat memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai prospek suku bunga.

Premi emas di India turun minggu lalu karena kenaikan harga lokal mendinginkan permintaan, sementara minat emas batangan di Tiongkok dan pasar Asia lainnya tetap rendah.

Perak spot naik 0,2 persen menjadi US$31,39 per ons, platinum naik 0,34 persen menjadi US$966,88 dan paladium naik 0,8 persen menjadi US$1.017,28. (end/Reuters)