21251783
IQPlus, (1/8) - Harga minyak berubah tipis pada hari Jumat setelah jatuh lebih dari 1% pada sesi sebelumnya karena para pedagang mencerna dampak tarif AS yang lebih tinggi yang dapat membatasi aktivitas ekonomi dan menurunkan pertumbuhan permintaan bahan bakar global.
Harga minyak mentah Brent berjangka turun 7 sen, atau 0,1%, menjadi $71,63 per barel pada pukul 06.56 GMT. Minyak mentah West Texas Intermediate AS turun 10 sen, atau 0,14%, menjadi $69,16 per barel.
Meski begitu, harga Brent diperkirakan naik 4,9% minggu ini sementara WTI diperkirakan naik 6,4% setelah Presiden AS Donald Trump awal minggu ini mengancam akan mengenakan tarif pada pembeli minyak mentah Rusia, khususnya China dan India, untuk mencoba menekan Rusia agar menghentikan perangnya melawan Ukraina.
"Kami yakin penyelesaian kesepakatan perdagangan yang memuaskan pasar kurang lebih, kecuali beberapa pengecualian telah menjadi pendorong utama kenaikan harga minyak dalam beberapa hari terakhir, dan kemajuan lebih lanjut dalam perundingan perdagangan dengan Tiongkok di masa mendatang dapat menjadi pendorong kepercayaan lebih lanjut bagi pasar minyak," ujar Suvro Sarkar, pimpinan tim sektor energi di bank DBS.
Namun, pada hari Jumat, investor lebih fokus pada penerapan tarif baru, dan sebagian besar lebih tinggi, oleh Trump terhadap mitra dagang AS yang akan berlaku mulai 1 Agustus.
Trump menandatangani perintah eksekutif pada hari Kamis yang mengenakan tarif mulai dari 10% hingga 41% atas impor AS dari puluhan negara dan wilayah asing, termasuk Kanada, India, dan Taiwan, yang gagal mencapai kesepakatan perdagangan sebelum batas waktu yang ditetapkan pada 1 Agustus.
Beberapa analis telah memperingatkan bahwa pungutan tersebut akan membatasi pertumbuhan ekonomi dengan menaikkan harga, yang dapat membebani konsumsi minyak.
Pada hari Kamis, terdapat tanda-tanda bahwa tarif yang berlaku saat ini telah mendorong harga lebih tinggi di AS, ekonomi dan konsumen minyak terbesar di dunia. (end/Reuters)