30556603
IQPlus, (2/11) - Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) mengungkapkan Australia perlu memperketat kebijakan moneter lebih lanjut. Langkah itu sebagai bagian dari peningkatan upaya mengendalikan inflasi termasuk memperlambat laju investasi publik.
Mengutip The Business Times, Kamis, 2 November 2023, IMF menambahkan meskipun inflasi telah mencapai puncaknya, namun angka tersebut masih jauh di atas target bank sentral sebesar 2-3 persen dan pertumbuhan ekonomi yang lebih luas masih terbukti tangguh dalam menghadapi kenaikan sebesar empat poin persentase sejak Mei 2022.
"Oleh karena itu, para staf (IMF) merekomendasikan pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut untuk memastikan inflasi kembali ke kisaran target pada 2025 dan meminimalkan risiko tidak sesuainya ekspektasi inflasi. Koordinasi yang berkelanjutan antara kebijakan moneter dan fiskal adalah kunci untuk menjamin pembagian beban yang lebih adil," kata IMF.
IMF meminta pemerintah federal, negara bagian dan teritori untuk melaksanakan proyek investasi dengan kecepatan yang lebih terukur dan terkoordinasi. "Jika tidak, suku bunga harus lebih tinggi lagi, sehingga memberikan beban penyesuaian yang tidak proporsional kepada pemegang hipotek," kata IMF.
Laporan IMF muncul kurang dari seminggu sebelum pertemuan kebijakan Reserve Bank of Australia (RBA) pada 7 November, yang diperkirakan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin ke level tertinggi dalam 12 tahun di 4,35 persen.
RBA telah bergerak dengan kecepatan yang lebih hati-hati dibandingkan dengan rekan-rekan globalnya pada siklus saat ini, dengan salah satu alasannya adalah utang rumah tangga negara tersebut sebesar 186,7 persen dari pendapatan .termasuk yang tertinggi di antara negara-negara maju.
RBA menyebutkan lambatnya kebijakan moneter yang panjang dan bervariasi serta prevalensi hipotek suku bunga mengambang di Australia sebagai alasan sikap hati-hati. IMF mengatakan pihak berwenang perlu meningkatkan upaya mereka.
"Staf (IMF) menilai bahwa diperlukan lebih banyak upaya untuk mengembalikan inflasi ke target dan menjaga ekspektasi inflasi tetap kuat. Koordinasi yang berkelanjutan antara kebijakan fiskal dan moneter adalah kunci untuk mencapai soft landing sekaligus mengurangi dampak pengetatan kebijakan terhadap rumah tangga rentan," pungkas IMF. (end/ba)