IMF : OUTPUT EKONOMI GLOBAL BERPOTENSI KEHILANGAN USD4 TRILIUN

  • Info Pasar & Berita
  • 10 Okt 2022

28239391

IQPlus, (10/10) - Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva mengatakan perekonomian global berada pada peningkatan risiko resesi dan bisa kehilangan USD4 triliun output hingga 2026. Hal itu merupakan sebuah kemunduran besar-besaran yang kira-kira setara dengan ukuran ekonomi Jerman.

"Situasinya lebih mungkin menjadi lebih buruk daripada menjadi lebih baik," kata Kristalina Georgieva, dilansir dari The Business Times, Senin, 10 Oktober 2022.

Dia mengutip ketidakpastian yang tetap sangat tinggi setelah invasi Rusia ke Ukraina dan dampak dari pandemi covid-19. Selain itu, ia memperingatkan bahwa mungkin ada lebih banyak guncangan ekonomi. Adapun Georgieva berbicara menjelang pertemuan tahunannya dengan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral akan berkumpul di Ibu Kota AS.

Georgieva mengatakan IMF memperkirakan negara-negara yang menyumbang sekitar sepertiga dari ekonomi global akan mengalami setidaknya dua kuartal berturut-turut kontraksi tahun ini atau tahun depan. "Bahkan ketika pertumbuhan positif, itu akan terasa seperti resesi karena pendapatan riil menyusut dan harga naik," tukasnya.

IMF saat ini memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global hanya 3,2 persen pada 2022 dan 2,9 persen pada 2023. Georgieva mengatakan perkiraan terakhir akan diturunkan minggu depan. Dirinya meminta para pembuat kebijakan untuk tetap berada di jalur guna menurunkan inflasi sebagai sarana menstabilkan ekonomi.

"Ini adalah hal yang benar untuk dilakukan. Bertindak tegas bahkan ketika ekonomi pasti melambat. Ini tidak mudah, dan itu tidak akan tanpa rasa sakit dalam waktu dekat. Tetapi kuncinya adalah menghindari rasa sakit yang jauh lebih besar dan lebih lama untuk semua orang," tuturnya.

Dia juga memperingatkan biaya kesalahan langkah kebijakan akan tinggi. "Tidak cukup pengetatan akan menyebabkan inflasi menjadi tidak berlabuh dan mengakar -yang akan membutuhkan suku bunga di masa depan menjadi jauh lebih tinggi dan lebih berkelanjutan, menyebabkan kerugian besar pada pertumbuhan dan kerugian besar pada orang-orang," pungkasnya. (end/ba)

Kembali ke Blog