13760772

IQPlus, (17/5) - Tim dari Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan PDB Singapura akan pulih menjadi 2,1 persen pada 2024, dari 1,1 persen tahun lalu. Hal itu berkat pemulihan berkelanjutan di sektor-sektor seperti manufaktur, pariwisata, dan jasa yang berhubungan dengan konsumen.

Proyeksi ini sesuai dengan proyeksi pertumbuhan setahun penuh sebesar 2,1 persen yang dibuat IMF dalam laporan World Economic Outlook 2024 yang dirilis pada April.

Ekonom IMF Masahiro Nozaki mengatakan inflasi umum dan inflasi inti Otoritas Moneter Singapura (MAS) diperkirakan moderat hingga tiga persen tahun ini. Inflasi inti MAS diperkirakan stabil pada kisaran dua persen pada 2025.

Faktor eksternal, tambahnya, seperti perlambatan ekonomi Tiongkok yang lebih besar dari perkiraan, kebijakan moneter ketat AS yang berkepanjangan, dan fragmentasi geo-ekonomi yang lebih dalam merupakan risiko utama terhadap prospek pertumbuhan Singapura.

"Di sisi lain, pertumbuhan global yang lebih kuat akan berdampak positif pada Singapura," tuturnya, dikutip dari The Business Times, Jumat, 17 Mei 2024.

Nozaki menambahkan anggaran tahun fiskal 2024 menyiratkan sikap fiskal yang netral secara umum adalah hal yang tepat, melengkapi sikap kebijakan moneter ketat Republik yang bertujuan untuk mencapai stabilitas harga.

Dengan anggaran berimbang yang menopang lembaga-lembaga keuangan dan fiskal publik, tambahnya, Singapura berada pada posisi yang baik untuk mengatasi risiko-risiko negatif dan kebutuhan belanja di masa depan, yang dapat timbul dari populasi yang menua dengan cepat, kebutuhan untuk meningkatkan produktivitas, dan risiko-risiko perubahan iklim.

Ia menggambarkan sektor keuangan Singapura dalam kondisi sehat, didukung oleh modal yang kuat dan penyangga likuiditas. Secara khusus, ia mencatat bahwa lembaga keuangan non-bank telah memiliki ketahanan terhadap kenaikan suku bunga dengan baik. (end/ba)