21733306
IQPlus, (5/8) - Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan Sri Lanka harus melakukan upaya lebih lanjut untuk meningkatkan pendapatan fiskal jika ingin menjaga stabilitas ekonomi dan memulihkan keberlanjutan utang. Hal itu diungkapkan IMF setelah menyelesaikan kunjungan staf ke negara tersebut.
"Setelah pemilihan presiden di September di negara Samudra Hindia tersebut, pemberi pinjaman global akan membahas waktu untuk meninjau kemajuan dalam memenuhi komitmen utama sebagai bagian dari dana talangan sebesar US$2,9 miliar," kata IMF, dikutip dari The Business Times, Senin, 5 Agustus 2024.
IMF juga telah memberikan penilaian kepada Colombo dan penasihat keuangan pemegang obligasi negara tersebut atas kesepakatan sementara yang dicapai Sri Lanka bulan lalu untuk merestrukturisasi utang sebesar US$12,5 miliar.
"Kami mendorong penyelesaian cepat dari langkah-langkah yang tersisa untuk mencapai keberlanjutan utang dan mendapatkan kembali kepercayaan investor. Kami akan terus mendukung upaya restrukturisasi utang Sri Lanka yang sedang berlangsung," kata IMF.
Sri Lanka yang kekurangan uang tunai mengalami krisis keuangan terburuk dalam lebih dari tujuh dekade pada 2022 dengan kekurangan dolar yang parah yang menyebabkan inflasi melonjak hingga 70 persen, mata uangnya mencapai rekor terendah, dan ekonominya berkontraksi 7,3 persen.
Dana talangan IMF yang diperoleh pada Maret tahun lalu membantu menstabilkan kondisi ekonomi. Rupee telah naik 7 persen dalam beberapa bulan terakhir dan inflasi melambat menjadi 2,4 persen pada Juli. Ekonomi diperkirakan tumbuh 3 persen tahun ini untuk pertama kalinya sejak krisis.
Negara tersebut juga menandatangani perjanjian dengan Jepang, India, Tiongkok, dan negara kreditor lainnya pada Juni untuk merestrukturisasi sekitar US$10 miliar dalam utang bilateral. Namun, Sri Lanka akan menyelenggarakan pemilihan presiden pada 21 September yang hasilnya berpotensi memengaruhi perubahan kebijakan termasuk langkah-langkah penting.
"Dengan pemulihan ekonomi Sri Lanka yang genting dan berada di titik kritis, mempertahankan momentum reformasi dan memastikan implementasi tepat waktu dari semua komitmen program sangat penting memperkuat kemajuan ekonomi yang telah dicapai dengan susah payah hingga saat ini dan menempatkan ekonomi pada posisi yang kokoh," pungkas IMF. (end/ba)