INFLASI DI TOKYO ALAMI PERLAMBATAN PADA BULAN FEBRUARI

  • Info Pasar & Berita
  • 28 Feb 2025

05830455

IQPlus, (28/2) - Inflasi di Tokyo melambat lebih dari yang diharapkan karena subsidi pemerintah yang dimaksudkan untuk mengimbangi biaya energi mendistorsi pembacaan, sebuah hasil yang sepertinya tidak akan menghalangi bank sentral untuk mempertimbangkan kenaikan lebih lanjut pada suku bunga acuannya.

Harga konsumen tidak termasuk makanan segar di ibu kota naik 2,2 persen pada bulan Februari dari tahun sebelumnya, menurut Kementerian Dalam Negeri pada hari Jumat. Itu meleset dari estimasi median sebesar 2,3 persen tetapi di atas target Bank Jepang (BOJ).

Inflasi tidak termasuk makanan segar dan energi naik 1,9 persen, sebagai tanda bahwa inflasi yang mendasarinya tetap stabil.

Pertumbuhan harga yang stabil di Tokyo, indikator utama tren nasional, kemungkinan akan mendorong BOJ untuk terus mengurangi tingkat pelonggaran moneter dengan mendorong suku bunga lebih tinggi ke arah level netral. Ekonom yang disurvei oleh Bloomberg memperkirakan para pejabat akan menunggu hingga musim panas sebelum menaikkan lagi setelah mereka menaikkan suku bunga bulan lalu.

Namun, dalam skenario risiko, kenaikan suku bunga dapat terjadi paling cepat pada pertemuan yang berakhir pada 1 Mei, menurut survei tersebut. Hingga Maret 2027, BOJ memperkirakan inflasi akan tetap pada atau di atas target harganya sebesar 2 persen.

Laju inflasi di ibu kota lebih lambat daripada tren nasional karena sebagian disebabkan oleh subsidi pendidikan yang hanya berlaku di Tokyo. Pengukur utama harga nasional meningkat menjadi 3,2 persen pada bulan Januari.

Data hari Jumat menunjukkan bahwa kenaikan biaya energi di Tokyo melambat menjadi 6,9 persen tahun ke tahun pada bulan Februari dari 13,3 persen sebulan sebelumnya. Pertumbuhan harga makanan olahan sedikit meningkat menjadi 5 persen, sementara pertumbuhan harga barang tahan lama, barang pendidikan dan rekreasi, serta penginapan semuanya melambat.

Pengukur harga acuan bank sentral tidak memasukkan harga makanan segar yang fluktuatif, tetapi para pejabat tampaknya lebih memperhatikan kategori barang ini, karena rumah tangga merasakan dampak kenaikan harga bahan pokok sehari-hari mulai dari beras hingga kubis. Gubernur Kazuo Ueda mengatakan awal bulan ini bahwa ia akan mengingat inflasi pangan, karena inflasi ini mungkin tidak bersifat sementara dan dapat memengaruhi ekspektasi inflasi konsumen.

Tingkat inflasi keseluruhan di Tokyo melambat menjadi 2,9 persen pada bulan Februari dari 3,4 persen sebulan sebelumnya. Harga makanan segar yang melonjak sedikit mereda pada bulan terakhir. (end/Bloomberg)




Kembali ke Blog