08454924
IQPlus, (26/3) - Tingkat inflasi Inggris turun sedikit menjadi 2,8% pada bulan Februari, sedikit di bawah ekspektasi analis, menurut data yang dirilis oleh Kantor Statistik Nasional (ONS) pada hari Rabu.
Ekonom yang disurvei oleh Reuters telah mengantisipasi indeks harga konsumen akan mencapai 2,9% dalam dua belas bulan hingga Februari.
Tingkat inflasi telah meningkat tajam menjadi 3% pada bulan Januari, setelah turun ke angka yang lebih rendah dari yang diharapkan yaitu 2,5% pada bulan Desember.
Inflasi inti, yang tidak termasuk harga energi, makanan, alkohol, dan tembakau yang lebih fluktuatif, naik sebesar 3,5% pada bulan Februari, turun dari 3,7% pada bulan Januari.
"Perlambatan tingkat inflasi pada bulan Februari 2025 mencerminkan kontribusi penurunan dari empat divisi dan kontribusi kenaikan dari lima divisi. Kontribusi penurunan terbesar berasal dari pakaian dan alas kaki, perumahan dan layanan rumah tangga, serta rekreasi dan budaya," kata lembaga tersebut.
Sterling turun 0,1% terhadap dolar, mencapai 1,2925 setelah rilis data.
Data terbaru akan menjadi bahan pemikiran bagi Bank of England, yang mempertahankan suku bunga di 4,5% pada pertemuan kebijakan moneternya minggu lalu, karena ekonomi Inggris bergulat dengan ketidakpastian seputar kebijakan perdagangan global, kemungkinan tarif, perkiraan kenaikan sementara inflasi dan stagnasi di dalam negeri.
Dalam sebuah pernyataan pada saat itu, bank sentral mengatakan "ketidakpastian kebijakan perdagangan global telah meningkat, dan Amerika Serikat telah membuat berbagai pengumuman tarif, yang ditanggapi oleh beberapa pemerintah."
"Ketidakpastian geopolitik lainnya juga meningkat dan indikator volatilitas pasar keuangan telah meningkat secara global," tambahnya.
BOE telah memperingatkan pada bulan Februari bahwa mereka memperkirakan inflasi akan naik sementara menjadi 3,7% pada kuartal ketiga tahun ini, karena biaya energi akan meningkat. Mereka juga memangkas separuh perkiraan pertumbuhan 2025 untuk Inggris menjadi 0,75%. (end)