Di tengah antusiasme generasi muda yang kian bersemangat investasi saham sejak dini, penting bagi kita semua untuk mengenali red flags atau rambu-rambu bahaya yang dapat merugikan dalam lika-liku perjalanan berinvestasi, karena tidak sedikit masyarakat awam yang terjebak ke dalam investasi bodong lho! Akibatnya, bisa saja kita kehilangan seluruh nilai investasi atau bisa juga kita mengalami kerugian yang sangat besar karena kurangnya literasi keuangan sebelum memutuskan berinvestasi.
Oleh karena itu, yuk simak bersama 5 red flags atau tanda-tanda bahaya yang patut diwaspadai dan dihindari oleh investor sebelum mulai berinvestasi saham:
1. Tawaran Investasi dari Orang Asing
Mari kita ambil istilah anak muda sekarang tentang isu kepercayaan atau yang dikenal dengan “trust issue”. Kalau kita asal-asalan dalam memberi sebuah kepercayaan, bisa saja hal tersebut disalahgunakan lho! Apalagi mempercayakan uang yang kita miliki kepada orang yang baru dikenal. Jadi, sangatlah penting bagi kita semua untuk menyeleksi setiap ada tawaran investasi yang datang. Namun hal ini tidak serta-merta membuat kita menjadi pribadi yang menutup diri. Tetaplah open minded dan harus memastikan bahwa investasi yang ditawarkan adalah investasi yang resmi berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) agar tidak terjebak oleh investasi bodong.
2. Return Investasi yang Fantastis, Tanpa Adanya Edukasi Mengenai Risiko
Pernahkah #SobatGenvest mendengar ada tawaran investasi yang dapat menghasilkan keuntungan 100% hingga berkali-kali lipat dalam waktu singkat dan modal yang kecil? Waspadalah! Investasi semacam ini tergolong sebagai red flags karena secara sekilas tawaran investasi tersebut mungkin begitu menggiurkan di telinga dan sekilas terdengar tidak memiliki risiko. Sejatinya, tidak ada investasi tanpa risiko. Karena itulah kita mengenal istilah high risk high return. Jadi, jika kalian ditawari sebuah peluang investasi dengan risiko 0%, kalian harus ekstra waspada ya..
3. Belum Mulai Menyisihkan Dana Darurat
Kita tidak bisa menduga-duga kapan situasi darurat itu akan datang. Kalau kita tidak punya tabungan khusus untuk berbagai kondisi darurat, bisa-bisa kita sendiri yang repot lho! Oleh karena itu, penting banget kita menyisihkan sebagian dari pendapatan sebagai dana darurat. Pisahkan tabungan payroll gajian kalian dengan dana darurat agar kita bisa lebih disiplin dalam mengelolanya.
4. Belum Menyisihkan Dana Dingin Untuk Mulai Berinvestasi
Tanpa sadar, kemudahan teknologi seringkali membuat kita kalap untuk belanja ketika gajian sudah cair. Oleh karena itu, penting banget bagi kita untuk pintar-pintar dalam memprioritaskan pengeluaran. Setiap orang punya kebutuhan dan keinginan yang berbeda-beda. Namun, harus sadar untuk tidak menerapkan kebiasaan yang konsumtif agar dapat menyisihkan dana dingin sebagai modal untuk memulai perjalanan investasi sejak dini.
5. Kurang PD (Percaya Diri) dalam Menganalisa, Keputusan Investasi Hanya Ikut Arus yang Sedang Viral
Jika kita terlalu terburu-buru dalam membuat keputusan dalam berinvestasi, hal ini dapat berakibat fatal lho! Oleh karena itu, penting banget sebelum berinvestasi untuk melakukan analisa sendiri baik secara fundamental dan teknikal. Jangan sampai dalam berinvestasi kita tidak paham apa yang ingin kita beli. Ibarat pepatah mengatakan “jangan membeli kucing dalam karung”.
Demikianlah beberapa red flags yang perlu kita semua waspadai sebelum melakukan investasi. Dengan mengenali rambu-rambu bahaya tersebut, investor dapat lebih berhati-hati dan tidak mudah terjebak oleh investasi bodong yang seringkali menjanjikan keuntungan yang tidak wajar dalam waktu singkat. Agar tujuan finansial teman-teman bisa terwujud, yuk sejak dini mulai berinvestasi saham secara rutin dan disiplin bersama CGS-CIMB Sekuritas Indonesia. Jadikan kami sebagai partner kalian dalam mewujudkan kebebasan finansial, dan semangat berinvestasi!