21226384
IQPlus, (1/8) - PT Jababeka Tbk (.KIJA.) mencatat kinerja yang sangat kuat pada semester pertama tahun 2025 dengan membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp2.726,4 miliar, tumbuh 14% dibandingkan dengan Rp2.382,7 miliar di semester pertama tahun 2024.
Pendapatan dari Pilar Land Development & Property melonjak 2% menjadi Rp1.442,6 miliar, naik dari Rp1.409,4 miliar di 1H24. Pertumbuhan ini terutama ditopang oleh penjualan tanah kavling sebesar Rp1.335,9 miliar, meningkat 17% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kendal menjadi kontributor utama, menandakan daya tarik kawasan tersebut sebagai pusat pertumbuhan industri yang menjanjikan.
Dalam siaran pers KIJA (31/7) diseubutkan Penjualan properti dengan bangunan (rumah dan tanah, apartemen, ruang perkantoran, dan bangunan pabrik standar) dan sewa menghasilkan pendapatan sebesar Rp78,1 miliar.
Pendapatan dari Pilar Infrastruktur meningkat 34% menjadi Rp 1.220,6 miliar untuk enam bulan pertama tahun 2025, dibandingkan dengan Rp 908,1 miliar pada periode yang sama tahun 2024. Hal ini sebagian didorong oleh segmen ketenagalistrikan, yang tumbuh dari Rp 584,9 miliar pada 1H24 menjadi Rp 849,1 miliar pada 1H25, yang didukung oleh peningkatan konsumsi listrik dari penyewa di Kendal dan Cikarang. Selain itu, pendapatan dari segmen jasa dan pemeliharaan (air, air limbah, pengelolaan estate, dan lainnya) tumbuh 21% menjadi Rp 250,2 miliar pada 1H25 dari Rp 206,0 miliar pada 1H24 juga ditopang oleh tingginya aktivitas tenant di Kendal.
Terakhir, pendapatan dry port (CDP) meningkat dari Rp 117,1 miliar pada 1H24 menjadi Rp 121,3 miliar pada 1H25, yang terutama disebabkan oleh pertumbuhan bisnis pendukung.
Porsi pendapatan berulang dari pilar infrastruktur tercatat 45% dari total pendapatan, naik dari 38% pada tahun sebelumnya, karena pilar infrastruktur, dan segmen energi khususnya, tumbuh lebih cepat daripada pilar pengembangan lahan & properti.
Pendapatan pilar Leisure & Hospitality tetap relatif stabil di angka Rp63,2 miliar, dimana kontribusi dari segmen golf 64% dari total pendapatan pilar ini. Laba kotor meningkat 10% menjadi Rp1.116,85 miliar, dari Rp1.013,4 miliar di 1H24. Margin laba kotor konsolidasi turun menjadi 41% dari sebelumnya 43%, terutama karena peningkatan kontribusi pendapatan dari segmen Infrastruktur yang memiliki margin lebih rendah dibandingkan Land Development.
Perseroan mencatatkan laba bersih sebesar Rp627,6 miliar pada 1H25, naik signifikan dari laba bersih sebesar Rp269,8 miliar pada 1H24. Hal ini terutama disebabkan oleh pertumbuhan pendapatan diatas dan penurunan biaya penjualan dan umum & administrasi sebesar 11% dibandingkan tahun lalu. Perseroan mencatatkan rugi selisih kurs sebesar Rp22,5 miliar pada 1H25, dibandingkan dengan rugi selisih kurs sebesar Rp280,7 miliar pada 1H24.
EBITDA Perseroan pada 1H25 tercatat sebesar Rp 995,3 miliar, naik 16% dibandingkan dengan 1H24 yang mencatat EBITDA sebesar Rp 856,3 miliar. Kenaikan EBITDA mencerminkan pertumbuhan penjualan yang kuat dengan kontrol biaya yang efisien.
Dalam hal penjualan pemasaran Land Development dan Properti, Perseroan mencapai Rp 1,9 triliun pada semester pertama 2025, setara dengan 55% dari target tahunan 2025 dan naik 13% dibandingkan dengan Rp 1,7 triliun pada semester pertama 2024. Kontribusi dari Cikarang dan lainnya (keduanya termasuk JV) mencapai 28%, terutama berasal dari penjualan lahan seluas 4 hektar kepada perusahaan data center. Sementara itu, JV di Kendal menyumbang 72% dari total penjualan, yang ditopang oleh transaksi penjualan lahan masingmasing seluas 7 hektar kepada perusahaan bahan bangunan, serta 13 hektar dan 12 hektar kepada masing-masing perusahaan furnitur asal China dan Indonesia.
Target marketing sales Perseroan untuk tahun penuh 2025 adalah sebesar Rp3,5 triliun, dimana Rp1,25 triliun dari target tersebut berasal dari Cikarang dan lainnya (Rp800 miliar dari pengembangan lahan dan bangunan industri di Cikarang, dan Rp450 miliar dari properti residensial dan komersial di Cikarang (termasuk Perusahaan Patungan) dan lainnya). Sisanya sebesar Rp2,25 triliun berasal dari perusahaan patungan kami di Kendal. (end)