30427651
IQPlus, (1/11) - PT Jababeka Tbk ("KIJA") mencatat total pendapatan sebesar Rp 2.252,1 miliar untuk sembilan bulan pertama tahun 2023 (.9M23.), meningkat 30% dibandingkan periode yang sama tahun 2022 (.9M22.).
Pilar Land Development & Property Perseroan mencatat peningkatan pendapatan sebesar 51% menjadi Rp 1.121,6 miliar pada 9M23, dari Rp 744,4 miliar pada 9M22. Hal ini terutama disebabkan oleh peningkatan penjualan tanah matang, yang meningkat dari Rp 328,6 miliar pada 9M22 menjadi Rp 822,9 miliar pada 9M23, sebagian besar disebabkan oleh peningkatan penjualan tanah matang di Kendal dari Rp 163,6 miliar pada 9M22 menjadi Rp 800,9 miliar pada 9M23.
Pendapatan Pilar Infrastruktur hingga kuartal ketiga 2023 meningkat 14% menjadi Rp 1.035,3 miliar, dari Rp 909,4 miliar pada periode yang sama tahun 2022. Alasan utama pertumbuhan ini disebabkan oleh peningkatan kontribusi pendapatan dari pembangkit listrik, dari Rp 515,0 miliar pada 9M22 menjadi Rp 607,0 miliar pada 9M23, terutama karena adanya peningkatan pembelian listrik dari PLN dan tenant industri. Selain itu, kenaikan tarif jasa dan pemeliharaan sejak awal tahun 2023 juga berkontribusi terhadap pertumbuhan, karena pendapatan meningkat 12% menjadi Rp 285,2 miliar pada 9M23, dari Rp253,6 miliar pada 9M22, meskipun terjadi penurunan volume air selama periode tersebut.
Di sisi lain, dry ort (CDP) mengalami penurunan pendapatan karena berkurangnya jumlah peti kemas yang ditangani, dari Rp 155,6 miliar pada 9M22 menjadi Rp 143,1 miliar pada 9M23.
Pilar Leisure & Hospitality KIJA hingga kuartal ketiga 2023membukukan peningkatan pendapatan menjadi Rp 95,2 miliar , dari Rp 83,2 miliar pada tahun sebelumnya. Hal ini merupakan hasil dari kinerja yang lebih baik dari segmen golf dan pariwisata, yang mengalami peningkatan pendapatan masing-masing sebesar 13% dan 30%, menjadi Rp 62,8 miliar dan Rp 28,6 miliar pada 9M23. Segmen golf memberikan kontribusi sebesar 66% terhadap total pendapatan pilar Leisure & Hospitality di 9M23.
Pendapatan berulang yang dihasilkan dari bisnis infrastruktur sebesar 46% dari total pendapatan selama tiga kuartal tahun 2023, dibandingkan dengan 52% pada periode yang sama tahun 2022. Kontribusi yang lebih rendah ini terutama disebabkan oleh kontribusi yang lebih tinggi (relatif) dari segmen Land Development & Property pada 9M23 dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Laba kotor Perusahaan meningkat 14% menjadi Rp 981,0 miliar pada 9M23. Pada saat yang sama, marjin laba kotor konsolidasi KIJA selama tiga kuartal tahun 2023 tercatat sebesar 44% dibandingkan dengan 50% pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Faktor utama yang berkontribusi terhadap penurunan marjin laba kotor adalah kontribusi yang relatif lebih tinggi dari penjualan tanah di Kendal pada 9M23. Sampai dengan kuartal ketiga 2023, KIJA mencatat laba bersih sebesar Rp 231,9 miliar dibandingkan dengan rugi bersih sebesar Rp 101,6 miliar untuk periode yang sama pada tahun 2022. Alasan laba ini adalah kinerja yang lebih baik secara keseluruhan tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu karena pendapatan dan laba kotor selama tiga kuartal tahun 2023 masing-masing naik 30% dan 14%. Pencapaian diatas juga dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar mata uang asing (valas) dimana Perseroan membukukan kerugian bersih atas valas dan derivatif (call spread) sebesar Rp 75,4 miliar pada 9M23 dibandingkan dengan kerugian valas sebesar Rp 274,4 miliar pada 9M22.
EBITDA Perseroan pada 9M23 tercatat sebesar Rp 819,9 miliar, meningkat 18% dibandingkan dengan Rp 693,7 miliar pada periode yang sama tahun 2022, dan sebagian besar sejalan dengan peningkatan pendapatan dan laba kotor.
Total posisi kas konsolidasi Perseroan pada akhir September 2023 tercatat sebesar Rp 1.238,2 miliar, turun 7% dibandingkan dengan Rp 1.326,1 miliar pada akhir tahun 2022. Faktor utama yang menyebabkan penurunan posisi kas adalah karena adanya pembayaran dividen tunai yang dilakukan oleh entitas anak, PT Kawasan Industri Kendal ("KIK"), yang merupakan Perusahaan Patungan antara Perseroan dengan Sembawang Corporation ("Sembcorp"). Total pembayaran dividen sebesar Rp 259,4 miliar dan dilakukan pada kuartal ketiga tahun 2023. Sebagai salah satu pemegang saham KIK, Sembcorp menerima dividen sebesar Rp 127,1 miliar, sedangkan Perseroan menerima dividen sebesar Rp 132,3 miliar, yang saat ini telah menjadi bagian dari kas Perseroan sebagaimana dijelaskan di bawah ini.
Pada tanggal 30 September 2023, kas pada Perseroan dan entitas anak yang sepenuhnya dimiliki tercatat sebesar Rp 661,1 miliar, sedangkan kas dari Perusahaan Patungan tercatat sebesar Rp 577,1 miliar, yang sebagian besar berada di KIK. Selain itu, kas dan setara kas yang dibatasi penggunaannya pada akhir 9M23 tercatat sebesar Rp 248,9 miliar, termasuk di dalamnya dana cadangan bunga dan pokok sebesar Rp 113,9 miliar, yang disyaratkan dalam persyaratan pinjaman Mandiri. (end)