1150DE4C
IQPlus, (5/10) - Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki mengatakan Jepang siap untuk mengambil langkah menentukan di pasar valuta asing jika pergerakan yen yang berlebihan terus berlanjut. Sejauh ini, Tokyo terus berupaya memacu pertumbuhan ekonomi usai terhantam keras pandemi covid-11.
"Penting bagi mata uang untuk bergerak stabil, karena pergerakan tajam dan sepihak tidak diinginkan," kata Suzuki, dalam konferensi pers usai pertemuan kabinet, mengacu pada penurunan tajam yen baru-baru ini, dilansir dari Channel News Asia, Rabu, 5 Oktober 2022.
"Kami melakukan intervensi beberapa hari yang lalu dan kami telah mengatakan bahwa kami akan mengambil langkah tegas sesuai kebutuhan. Tidak diragukan lagi ini telah mencegah gerakan spekulatif," tambahnya.
Jepang menghabiskan hingga 2,8 triliun yen (USD19,34 miliar) intervensi di pasar valuta asing bulan lalu untuk menopang yen ketika jatuh ke level terendah 24 tahun di dekat 146 yen. Ditanya tentang besaran intervensi, Suzuki mengatakan, besaran itu diputuskan dengan mempertimbangkan faktor-faktor komprehensif.
Di sisi lain, Gubernur Bank of Japan (BoJ) Haruhiko Kuroda mengatakan ketidakpastian atas prospek ekonomi meningkat. Sedangkan langkah-langkah pengetatan moneter yang baru-baru ini diambil oleh bank sentral utama terlihat memperlambat pertumbuhan ekonomi global.
Dalam pidatonya kepada para pemimpin bisnis di Osaka, Jepang barat, Kuroda menambahkan, inflasi konsumen inti Jepang diperkirakan turun di bawah target dua persen Bank of Japan pada tahun depan.
Lebih lanjut, ia mengatakan, pergerakan mata uang yang cepat tidak diinginkan karena akan berdampak negatif pada perekonomian. "BoJ siap untuk mengambil berbagai langkah pelonggaran moneter tanpa ragu-ragu jika risiko terhadap ekonomi Jepang terwujud," pungkas Kuroda. (end/ba)