23042437
IQPlus, (19/8) - Jepang harus menaikkan suku bunga dan menata kembali kondisi fiskalnya untuk memperkuat yen yang lemah, yang telah mendorong inflasi dan membebani rumah tangga, ujar anggota parlemen veteran dari partai berkuasa, Taro Kono, kepada Reuters pada hari Selasa.
Bank of Japan (BOJ) mengakhiri program stimulus besar-besaran selama satu dekade tahun lalu dan menaikkan suku bunga jangka pendek menjadi 0,5% pada bulan Januari, dengan pandangan bahwa Jepang berada di ambang pencapaian target inflasi 2% yang berkelanjutan.
Kono, mantan menteri luar negeri yang disebut-sebut sebagai salah satu kandidat calon perdana menteri, mengatakan bahwa biaya pinjaman riil yang disesuaikan dengan inflasi tidak diharapkan tetap negatif dalam jangka panjang.
"Saya pikir lebih baik memulai lebih awal," ujarnya dalam sebuah wawancara, menjawab pertanyaan tentang seberapa cepat bank sentral harus melanjutkan kenaikan suku bunga.
"Penting untuk menyampaikan pesan bahwa Jepang akan keluar dari situasi di mana suku bunga riil negatif," ujarnya, menekankan perlunya BOJ untuk terus menaikkan suku bunga secara bertahap.
Ditanya tentang ekspektasi pasar terhadap BOJ untuk menaikkan suku bunga lagi pada akhir tahun, Kono berkata, "Saya tidak akan mengomentari setiap langkah. Tapi saya merasa (kenaikan suku bunga) sudah terlambat."
Meskipun inflasi konsumen telah bertahan di atas 2% selama lebih dari tiga tahun, Gubernur bank Kazuo Ueda telah menekankan perlunya berhati-hati dalam mengambil langkah kenaikan suku bunga lebih lanjut, mengingat dampak tarif AS terhadap perekonomian.
Para kritikus menyalahkan lambatnya kenaikan suku bunga BOJ karena membuat yen tetap lemah dan meningkatkan biaya impor.
Dulunya dianggap sebagai anugerah bagi ekonomi Jepang yang bergantung pada ekspor, pelemahan yen kini menjadi akar penyebab inflasi yang melumpuhkan, mengikis margin perusahaan dan merugikan para pensiunan, ujar Kono.
Pemerintah dan BOJ harus menyepakati kerangka kerja ekonomi baru yang menggantikan apa yang disebut "Abenomics", gabungan stimulus moneter dan fiskal besar-besaran yang diterapkan oleh mantan perdana menteri Shinzo Abe pada tahun 2013 untuk mengakhiri deflasi, ujarnya.
"BOJ harus menaikkan suku bunga secara bertahap, sementara pemerintah harus memulihkan kesehatan fiskal di bawah kesepakatan baru yang menggantikan 'Abenomics'," kata Kono.
"Langkah terbaik untuk mengatasi kenaikan biaya hidup adalah dengan membalikkan yen yang melemah dan mengupayakan yen yang sedikit lebih kuat."
Kono gagal dalam pemilihan tahun lalu untuk memimpin Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa, yang dimenangkan oleh perdana menteri petahana Shigeru Ishiba. (end/Reuters)