18933818
IQPlus, (9/7) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bersama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek) melakukan kolaborasi penguatan riset industri agar membuka lebih banyak lapangan kerja berkelanjutan.
Wakil Ketua Umum Koordinator (WKUK) Bidang Pembangunan Manusia, Kebudayaan, dan Pembangunan Berkelanjutan Kadin Indonesia Shinta Kamdani di Jakarta, Rabu menyampaikan sinergi riset sangat penting untuk mendukung transisi menuju ekonomi hijau yang berkelanjutan, khususnya di sektor energi.
"Ini salah satu upaya luar biasa agar teknologi dapat dimanfaatkan industri. Kami yakin teknologi memegang peran penting, dan jika kita memiliki BRIN di Indonesia, mengapa tidak kita manfaatkan," ujar Shinta.
Disampaikan dia, ke depan Kadin bersama BRIN akan terus mengembangkan kolaborasi ke berbagai sektor industri lain.
"Di luar aspek teknologi, pembiayaan dan sumber daya manusia juga menjadi kunci. Dengan teknologi baru ini, kita bisa menciptakan lebih banyak lapangan kerja, dan di situlah Kadin hadir," ujarnya.
Sementara itu Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menilai pengenaan tarif 32 persen oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kepada Indonesia masih menyisakan ruang diplomasi yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai kesepakatan bersama.
Ketua Umum Apindo Shinta Kamdani menegaskan pentingnya menunggu pernyataan dan posisi resmi Pemerintah Indonesia guna menyikapi keputusan tarif tersebut. Ia menekankan bahwa saat ini tim negosiator Indonesia masih berada di Washington D.C. dan proses diplomasi tengah berlangsung.
"Tenggat implementasi tarif pada 1 Agustus menunjukkan bahwa jalur diplomasi tetap terbuka dan peluang untuk mencapai kesepakatan yang konstruktif masih tersedia," ujar Shinta. (end/ant)