26030743
IQPlus, (17/9) - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyebutkan perundingan putaran pertama Perjanjian Perdagangan Bebas Indonesia-Dewan Kerja Sama untuk Negara Arab di Teluk (Indonesia.Gulf Cooperation Council Free Trade Agreement/I.GCC FTA) berjalan positif.
Delegasi Indonesia dalam perundingan yang berlangsung di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta pada 9-13 September 2024, dipimpin Direktur Perundingan Bilateral Johni Martha selaku Ketua Negosiator dari Indonesia. Sementara Delegasi GCC dipimpin General Coordinator for Free Trade Agreements Negotiations GCC Raja Munahi Al-Marzoqi selaku Ketua Negosiator dari pihak GCC.
Johni mengatakan GCC merupakan mitra dagang strategis bagi Indonesia. Pemerintah ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk meningkatkan ekspor produk lokal ke negara kawasan Teluk yang tergabung dalam GCC.
"Perundingan yang dilaksanakan selama lima hari tersebut berjalan sangat produktif dan diharapkan momentum ini akan terus terjaga. Dengan peningkatan kerja sama dengan GCC, Indonesia semakin membuka peluang penetrasi produk tidak hanya di negara kawasan Teluk, tetapi juga di kawasan Timur Tengah lainnya, Afrika, dan Eropa," ujar Johni melalui keterangan di Jakarta, (13/9).
Adapun pembahasan pada perundingan pertama ini meliputi perdagangan barang, ketentuan asal barang termasuk aturan produk spesifik, prosedur-prosedur kepabeanan dan fasilitasi perdagangan, kebijakan-kebijakan sanitari dan fitosanitari (SPS), hambatan teknis perdagangan, pemulihan perdagangan, perdagangan jasa, investasi, perdagangan digital, jasa keuangan, jasa telekomunikasi, perpindahan orang perseorangan, serta ekonomi islam.
Dalam pertemuan, Ketua Negosiator kedua pihak menyepakati agar tim perunding segera menindaklanjuti hasil-hasil yang menjadi kesepakatan dalam perundingan putaran pertama.
Selain itu, disepakati bahwa Perundingan Putaran Kedua Indonesia-GCC FTA akan dilaksanakan pada 17-21 November 2024 di Riyadh, Arab Saudi sesuai dengan jadwal perundingan yang disepakati dalam Terms of Reference (TOR).
"Perundingan putaran pertama akan ditindaklanjuti dengan pertemuan intersesi secara virtual yang akan dilaksanakan pada Oktober 2024. Pertemuan ini akan membahas isu dan kerja sama lainnya, misalnya terkait usaha kecil dan menengah, persaingan usaha, kerja sama ekonomi dan isu terkait akses pasar perdagangan barang," kata Johni. (end/ant)